Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Usianya masih muda. Pada 7 Februari 2018, Alya genap berusia 17 tahun. Meski baru beranjak dewasa, siapa sangka Alya sudah bergelar sebagai maestro seni. Ia salah satu penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Seni Tradisi 2018 dari Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Dara kelahiran Medan, 7 Februari 2001 yang tinggal di Depok, Jawa Barat ini menerima penghargaan untuk kategori anak dan remaja atas dedikasinya dalam bidang literasi.
Kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (4/10/2018), putri dari pasangan Muhammad Haris Nasution dan Nur Sa’dah ini mengaku senang dengan penghargaan yang ia terima itu. Alumni SMA Negeri 12 Depok ini merasa dunia literasi yang digelutinya selama bertahun-tahun telah memberinya kesempatan satu panggung dengan maestro seni lainnya dari seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut anak kedua dari 3 bersaudara, yang kini kini duduk di bangku kuliah di FISIP UI jurusan antropologi sosial ini, semua itu bukan tanpa proses. Sejak tahu membaca, Alya langsung jatuh cinta dengan dunia literasi. Semakin lengkap ketika ia juga merambah dunia kepenulisan. Hasilnya pada 2011, ketika itu usianya baru 10 tahun, ia sudah panen prestasi. Antara lain, ia juara 1 lomba menulis cerpen Hari Anak Nasional 2011 bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Penerbit Mizan.
Juara harapan lomba menulis cerpen Bahasa Inggris Hari Anak Nasional 2011 bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Penerbit Mizan. Juara 1 lomba membuat komik tingkat SD Pustaka Lebah, 2011. Juara 1 lomba menulis cerpen tingkat SD bersama Kemendikbud dan Penerbit Mizan, 2011.
Ia juga pernah terpilih sebagai delegasi Konferensi Anak Indonesia Majalah Bobo, 2011. Juara terpilih lomba penulisan novel anak Bentang Pustaka, 2012. Terpilih sebagai penulis Laskar Pelangi Anak, Bentang Pustaka, 2012. Alya juga pernah terpilih sebagai Cita, tokoh anak dalam buku-buku karya almarhumah Endang Rahayu Sedyaningsih (mantan Menteri Kesehatan) juga membacakan surat anak Indonesia kepada Ibu Menteri, 2012.
Ia juga meraih juara 1 Lomba Karya Ilmiah Siswa (LKIS) Tingkat SMP se-Kecamatan Pancoran Mas, 2013. Juara 3 lomba film pendek tingkat nasional Kid Witness News Panasonic Indonesia, 2014. Juara 2 Lomba Karya Tulis tingkat Kota Depok dalam Rangka Kegiatan Pemasyarakatan Minat Baca, 2015. Juara 3 Lomba menulis esai Hari Ibu DPRD Kota Depok, 2015. Selain prestasi di bidang menulis, Alya juga menyabet juara umum Ujian Sekolah Berstandar Nasional SMAN Negeri 12 Depok.
Alya juga sudah menerbitkan belasan buku. Antara lain, Super Manda (2009) Strawberry Secret (2010), Eyang Rendra (2011), The Pinky Girls (2011), Album Cerita & Ilustrasi Anak Beeanglala (2011), Ayo Kita Jujur (2011), Kumpulan Karya Tulis Delegasi Konferensi Anak Indonesia, Burger Story (2012), Mahar dan Kalung Buah Aren, Kumpulan Cerpen Laskar Pelangi Anak (2012), Jangan Pergi..! (2012), Peri Latah (2012), Detektif Salah Sambung (2012) dan sebagainya.
Karena segudang prestasi dan karya itu, tidak jarang ia didaulat berbagai penerbitan untuk memberi pelatihan menulis di sekolah-sekolah. Merasa kurang lengkap, ia pun mendirikan dan mengelola taman bacaan gratis "Rumah Buku Alya-Nayya" pada 2011.
Prestasi yang ditunjukkan Alya itu pun diakui ayahnya, Muhammad Haris Nasution sebagai buah dari ketekunannya dalam dunia literasi. Sejak kecil ia sudah gemar membaca dan menulis.
"Saya senang ia terpilih sebagai salah satu penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Seni Tradisi 2018, kata Haris.