Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate mempermasalahkan postingan Benny K Harman. Ketua DPP Partai Demokrat (PD) itu menyinggung Presiden Joko Widodo dalam kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Presiden diserang oleh politisi yang menerima informasi tanpa verifikasi dan dicerna bulat-bulat," ujar Johnny , Kamis (4/10/2018).
Salah satu cuitan Benny mengandung frasa dugaan presiden memelihara preman untuk menganiaya Ratna Sarumpaet. Johnny menyebut itu tuduhan serius bagi seorang presiden.
"Menyerang presiden langsung. Ini analisa presiden ada preman. Itu tuduhan serius ke presiden. Apalagi ini semakin terlihat ada rekayasa politik dengan menciptakan gaya viktimisasi," ujarnya.
Johnny menilai kasus Ratna Sarumpaet ini merupakan desain serangan masif dari rival kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebab dilakukan bersama-sama dari koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Dari lintas partai koalisi dan timsesnya, Gerindra, PAN juga, kan Dahnil PAN, ada Demokrat. Itu design masif dilakukan. Jadi ini tidak sesederhana kasus Ratna Sarumpaet, justru mungkin Ratna secara tidak sengaja digunakan dan terkorbankan," ucap Johnny.
Parpol koalisi Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) disebut dirugikan akibat postingan Benny. Sebab eks cagub NTT itu menyerang Jokowi sebagai presiden. Tak hanya itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin pun menurut Johnny merasa dirugikan atas tudingan tersebut.
"Dari TKN dirugikan, koalisi pemerintah merasa dirugikan fitnah keji yang dilakukan saat bangsa sedang berduka, saat pemerintah sedang fokus tanggap darurat, lalu ditimpa analisa-analisa yang tidak kuat, tanpa didukung oleh fakta, maka itu logika keblinger," jelasnya.
Lantas apakah parpol koalisi atau timses Jokowi akan melaporkan postingan Benny?
"Kalau dari parpol, TKN, kami tidak mau buang waktu kami. Biar masyarakat yang lihat, kami dukung saja apabila masyarakat melakukan aktivitas atau menuntut agar ini jadi terang. Itu hak publik dan masyarakat," jawab Johnny.
Anggota DPR itu lalu meledek postingan Benny karena Ratna diketahui berbohong soal penganiayaannya. Johnny menilai masyarakat kini tertawa atas postingan-postingan semacam itu.
"Postingan itu mengecam diri sendiri. Postingan yang mentertawakan diri sendiri. Pernyataan Ratna (yang mengaku berbohong) yang mengecam postingan itu," sebutnya.
Postingan yang dimaksud Johnny dicuitkan Benny di akun Twitternya pada Selasa (2/10) lalu. Saat itu kabar soal penganiayaan terhadap Ratna ramai dibicarakan. Ratna baru mengaku berbohong sehari setelahnya.
Cuitan Benny membalas tweet dari rekan satu partainya, Rachland Nashidik yang mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi diam saja dengan kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. Benny memberikan analisa mengapa Jokowi diam.
"Ada tiga kemungkinan mengapa untuk kasus ini presiden diam. Satu, presiden sibuk dan ini perkara kecil. Dua, presiden memelihara preman dan diduga kuat yang meninju Ratna adalah preman-preman suruhan presiden. Tiga, cara ini sudah sesuai dengan revolusi mental," cuit Benny di Twitter.
Meski kini kebohongan Ratna Sarumpaet sudah terungkap, Benny tidak menghapus cuitannya itu. Sementara beberapa cuitan terbaru Benny mengkritik Ratna atas kebohongannya. (dtc)