Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Partai NasDem mempersoalkan tweet Benny K Harman yang mengkaitkan cerita penganiayaan Ratna Sarumpaet dengan Presiden Joko Widodo. Benny pun menyatakan tak merasa menyerang Jokowi lewat tweetya.
"Saya tidak menyerang pak Jokowi. Saya tidak menuduh. Saya kan cuma mengatakan itu mungkin, semua mungkin to" ujar Benny saat dikonfirmasi, Kamis (4/10/2018).
Postingan yang dimaksud Johnny dicuitkan Benny di akun Twitternya pada Selasa (2/10) lalu. Saat itu kabar soal penganiayaan terhadap Ratna ramai dibicarakan. Ratna baru mengaku berbohong sehari setelahnya.
Cuitan Benny membalas tweet dari rekan satu partainya, Rachland Nashidik yang mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi diam saja dengan kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. Ketua DPP Partai Demokrat itu memberikan analisa mengapa Jokowi diam.
Alasan pertama adalah karena Jokowi sedang sibuk dan perihal Ratna kasus kecil, kemudian alasan kedua adalah karena presiden memelihara preman dan menyatakan diduga kuat preman-preman itu yang meninju Ratna atas suruhan presiden. Alasan ketiga terkait revolusi mental.
"Ada orang tanya di medsos mengapa presiden dalam kasus Novel Baswedan dan Ratna diam. Lalu saya bikin ulasan ada 4. Kemungkinan ke 4 tidak muat, jadi tidak ketulis. Kemungkinan yang ke-4 itu karena hoax. Karena kepanjangan jadi cuma 3 saja," kata Benny.
"Ya bisa saja mungkin ada preman, bisa saja karena ada kesal kan, manusiawi," sebutnya.
Benny mengaku awalnya percaya dengan kisah penganiayaan Ratna Sarumpaet. Salah satu mengapa ia percaya hingga membuat postingan soal Jokowi karena kisah itu juga disampaikan oleh Prabowo Subianto.
"Salah satu capres menyampaikan itu, masa tidak percaya? Maka saya minta presiden menjelaskan itu, jangan sampai presiden kita diam seperti kasus Novel Baswedan. Nanti presiden bisa dituduh punya preman," tutur Benny.
"Intinya presiden harus menjelaskan, jangan diam supaya jangan ada tuduhan-tuduhan yang tidak bagus ke presiden. Semangat tulisan itu presiden tidak boleh diam karena kalau diam akan muncul analis-analis seperti yang saya tulis," imbuh eks Cagub NTT itu.
Benny pun mengaku tak takut apabila dilaporkan karena cuitannya itu. Ia tak merasa ada yang salah dengan peryataannya.
"Saya tidak ada memfitnah. Analis pendapat saja seperti orang menganalisis misalnya 65 janji Jokowi gagal. Pendapat belum tentu benar," sebut Benny.
Sebelumnya Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate mempermasalahkan postingan Benny K Harman. Ia menyebut cuitan Benny tuduhan serius bagi seorang presiden.
"Menyerang presiden langsung. Ini analisa presiden ada preman. Itu tuduhan serius ke presiden. Apalagi ini semakin terlihat ada rekayasa politik dengan menciptakan gaya viktimisasi. Koalisi pemerintah merasa dirugikan fitnah keji yang dilakukan saat bangsa sedang berduka," ungkap Johnny.
Berikut bunyi cuitan Benny yang dipermasalahkan:
Ada tiga kemungkinan mengapa untuk kasus ini presiden diam. Satu, presiden sibuk dan ini perkara kecil. Dua, presiden memelihara preman dan diduga kuat yang meninju Ratna adalah preman-preman suruhan presiden. Tiga, cara ini sudah sesuai dengan revolusi mental.(dtc)