Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nusa Dua. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkesempatan menjadi kepala negara yang hadir dalam pertemuan IMF-World Bank (WB) 2018 di Bali.
Di hari pertamanya, Jokowi menjadi pembicara kunci dalam acara Bali Fintech Agenda. Dia mengingatkan kepada seluruh peserta yang hadir mengenai prinsip regulasi teknologi yang memberikan dampak besar terhadap perekonomian nasional.
"Seiring dengan perkembangan fintech dan ekonomi digital yang begitu pesat, saya ingin mengingatkan soal prinsip regulasi yang menjadikan internet begitu pesat pada ekonomi nasional sekitar 20 tahun lalu," kata Jokowi di The Westin Hotel Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2019).
Jokowi menyebut, internet menjadi booming saat perusahaan seperti Yahoo mulai diakses oleh masyarakat. Jokowi bilang yang membuat internet booming adalah keputusan regulasi yang sangat modern dari Bill Clinton.
Pertama, kata Jokowi, regulasi yang ramah dan akurat ini mencegah intervensi pemerintah yang terlalu berlebihan. Kedua, memberi para kreator untuk menciptakan tanpa takut akan kewajiban sipil dan hukum apabila eksperimen mereka gagal.
"Eksperimen meningkat dan memberi dampak pada ekonomi dan pondasi," jelas dia.
Menurut Jokowi, pengembangan teknologi yang pesat juga dibutuhkan regulasi yang tepat, apalagi teknologi sekarang sudah masuk dalam tatanan perekonomian nasional. Salah satu yang berkembang pesat adalah fintech.
Pada pertemuan IMF-WB 2018, Jokowi juga ingin seluruh negara yang hadir di Bali bisa memberikan masukan agar pengembangan fintech memiliki standar yang sama dan berlaku si negara.
"Di Indonesia kita harus akui bahwa kita masih punya banyak tugas untuk menyuarakan situasi ini dan kebutuhan pragmatis di dalam birokrasi. Tapi saya yakin, kita bisa menolong semua dengan standar platform dunia," ujar dia.
Jokowi mengungkapkan, pengembangan fintech di Indonesia juga terbilang dibiarkan oleh pemerintah agar para perusahaan fintech tersebut tumbuh da berkembang sebagai perusahaan yang besar.
"Jadi kita harus sikapi gelombang inovasi dengan regulasi yang lembut dan ruangan keamanan untuk inovasi masyarakat. Inovasi mungkin gagal, tapi itulah eksperimen, tapi tanpa itu tidak ada inovasi. Oleh karena itu sangat kontradiktif bila bicara inovasi tapi menghukum kegagalan secara berlebihan," ungkap dia.(dtf)