Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia pada September 2018 antara lain anggur, cokelat, hingga serealia jagung. Perlu diketahui nilai impor Indonesia pada September 2018 sebesar US$ US$ 14,60 miliar atau turun 13,18% dibandingkan Agustus 2018 sedangkan secara tahunan (year on year/yoy) naik 14,18%.
"Impor yang naik seperti anggur, coklat, serealia seperti jagung, filamen buatan (benang untuk tekstil), dan bubur kayu atau pulp," kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti dalam jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).
Selain itu, produk impor yang mengalami penurunan, antara lain mesin, peralatan listrik, pesawat mekanik, perhiasan, hingga besi dan baja.
"Impor yang turun seperti mesin, peralatan lsitrik, pesawat mekanik, perhiasan, benda dari besi dan baja dan ampas atau sisa makanan," ujar Yunita.
Berdasarkan asal negara, penurunan impor terbesar dari China sebesar US$ 253,9 juta dengan komoditas plastik dan mesin. Kemudian penurunan impor juga terjadi terhadap Jepang US$ 210,1 juta dengan komoditas pesawat mekanik, besi dan baja.
"Ketiga yaitu Australia US$ 169,2 juta, antara lain gandum, binatang hidup dan daging beku atau frozen bone less," tutur Yunita.
Sedangkan peningkatan impor terbesar terjadi dari Ukraina sebesasr US$ 41 juta dengan komoditas mesin dan pesawat mekanik, aluminium.
"Lalu ke Pakistan naik US$ 20,5 juta seperti paper dan paper board cover, woven fabrics dan kapas. Lalu impor dari Belanda naik seperti bahan kimia organik, kendaraan dan bagiannya serta perekat enzim," tutur Yunita. (dtf)