Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rembang - Sontoloyo, profesi sebagai tukang ngangon bebek, cukup banyak diminati warga di Rembang. Suka duka pasti ada. Dari menjadi bahan ledekan orang-orang yang suka menyebut-nyebut profesi itu, hingga piaraannya harus ludes oleh wabah unggas.
Mbah Dasar (60), sontoloyo asal Desa Sidowayah Kecamatan kota Rembang misalnya, banyak menceritakan kejadian menarik yang pernah dialaminya selama belasan tahun menjadi menekuni profesi itu.
"Saya pernah dapat keuntungan banyak, bisa untuk membeli bebek sampai 900 ekor dan bangun 3 kandang. Alhamdulillah, saat itu lancar, panen telur bahkan pernah tembus Rp 2 ribu lebih (per butir). Jadi saat itu pernah untung banyak. Saya sampai sempat bangun rumah kecil-kecilan dari hasil itu," katanya saat ditemui detikcom, Kamis (25/10/18).
Dia pun menyebut profesi itu saat ini semakin mantap ditekuni seiring usianya yang semakin lanjut. Menjadi sontoloyo, menurutnya, hanya perlu konsisten waktu merawat bebek-bebek. Tidak memerlukan tenaga ekstra seperti angkat beban berat yang pasti merepotkan untuk orang seusianya.
"Namun juga pernah, pas musimnya flu burung, ada 500-an ekor bebek saya mati. Hanya tersisa 50 ekor. Saya khawatir kan kalau ini juga tertular, saya langsung keluar uang Rp 14 juta buat membelikan vitamin bebek-bebek ini. Sudah rugi bebek mati, masih keluar uang biar yang (tersisa) itu tidak mati juga," imbuhnya.
Said, sontoloyo awal Desa Ketanggi, Kecamatan Kota Rembang, juga bercerita pernah mengalami krisis karena harga pakan bebek naik drastis. Pakan yang digunakan untuk bebek sama dengan pakan ikan. Harga pakan ikan sempat sangat mahal seiring polemik pelarangan cantrang di daerah tersebut beberapa waktu lalu.
"Ya saat itu ya harga produksi ya meningkat tajam, sedangkan harga jual telur saat itu ajeg. Jadi ya malah merugi saat itu," kata Said.
Menjadi sontoloyo itu berat. Selain sering jadi bahan ledekan, kadang juga harus tekor karena digasak wabah ternak. Masih tega melekatkan kesan buruk pada para sontoloyo? dtc