Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bogota - Krisis ekonomi yang melanda Venezuela memaksa tiga perempuan ini pergi ke negara tetangga Kolombia untuk mencari nafkah guna menghidupi keluarga mereka. Namun dengan tanpa paspor dan dokumen penting lainnya, mereka yang di negara asalnya bekerja sebagai guru dan polisi itu, terpaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) di Kolombia.
Kisah pilu ini dialami Alegria (bukan nama sebenarnya) yang menjadi guru sejarah dan geografi di Venezuela. Namun dengan hiperinflasi kronis yang melanda negaranya, perempuan ini hanya mendapatkan gaji 312.000 bolivar per bulan: kurang dari 1 US$!
Pada Februari lalu, ibu satu anak berumur 4 tahun itu menyeberangi perbatasan dan masuk ke Kolombia. Awalnya dia bekerja sebagai pelayan di restoran selama tiga bulan. Namun perempuan berumur 26 tahun itu tak mendapat gaji tetap, melainkan hanya uang tip dari para tamu restoran.
"Saya mengirimkan uang tip itu untuk keluarga saya di Venezuela," katanya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/10/2018). Enam orang termasuk putranya bergantung pada dirinya. Hingga akhirnya Alegria sampai di kota Calamar yang menjadi pusat peredaran narkoba.
Di sebuah bar di kota berpenduduk 3 ribu orang itu, tiap malam Alegria menjajakan dirinya ke pria-pria hidung belang. Dari setiap pelanggan, dia mendapatkan 37 ribu hingga 50 ribu peso (US$ 11-16), di mana 7 ribu peso di antaranya diserahkan kepada manajer bar. Alegria mengatakan, di 'malam yang baik' dia bisa mendapatkan antara $30 dan US$ 100.
Peristiwa yang sama dialami Patricia, ibu tiga anak yang bekerja di sebuah rumah bordir di Calamar. Perempuan berumur 30 tahun itu pernah dipukuli dan disodomi oleh klien yang mabuk.
"Ada pelanggan yang memperlakukan kami dengan buruk dan itu mengerikan," tuturnya. "Setiap hari saya berdoa kepada Tuhan agar mereka baik pada kami," imbuhnya.
Ada pula Pamela (20) yang tadinya bekerja sebagai polisi di Venezuela, terpaksa menjadi PSK di rumah bordil di Calamar selama beberapa bulan. Namun setelah dia hamil, Pamela menggugurkan kandungannya dan pergi ke Bogota. Dia kini bekerja sebagai pelayan dengan upah US$ 10 per hari. Jumlah itu hanya 10 persen dari apa yang bisa didapatnya saat bekerja di rumah bordil di Calamar, namun dia telah memutuskan untuk berhenti melacurkan diri.
Sekitar 60 perempuan Venezuela bekerja sebagai PSK di Calamar. Menurut PBB, sekitar 1,9 juta warga Venezuela telah meninggalkan negeri yang dilanda krisis ekonomi tersebut sejak tahun 2015. dtc