Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Masa tanggap darurat bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah dinyatakan berakhir hari ini. Kerugian akibat bencana tersebut ditaksir mencapai lebih dari Rp 15 triliun.
"Kemarin kita hitung ternyata kerugian kerusakannya Rp 15,29 triliun. Diperkirakan angka ini masih akan terus bertambah mengingat basis data untuk perhitungan kerugian dan kerusakan masih terbatas sehingga makin lengkap data yang digunakan, maka jumlah kerugian dan kerusakan juga tentu akan bertambah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (26/10/2018).
Dari angka tersebut, kerugian dinilai sejumlah Rp 2,02 triluin, sedangkan kerusakan sejumlah Rp 13,27 triliun. Sutopo menjelaskan, definisi kerusakan adalah nilai kerusakan stok fisik aset, sedangkan kerugian adalah arus ekonomi yang terganggu akibat bencana, yaitu pendapatan yang hilang dan/atau biaya yang bertambah pada 5 sektor yaitu perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor.
"Dari 4 kabupaten kota memang paling banyak adalah di Kota Palu yaitu 50 persen atau Rp 76 triliun, karena menerima sapuan terjangan tsunami yang lebih parah, kemudian juga ada likuifaksi," jelas Sutopo.
"Padahal pusat gempanya ada di Donggala tapi tingkat kerugian, kerusakan ekonomi yang ditimbulkan di Kota Palu lebih besar. Selain itu juga aset-aset ekonomi yang ada di Palu jumlahnya lebih besar dibandingkan di Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi," lanjutnya.
Sementara itu, kerugian di Donggala mencapai Rp 2,1 trilliun atau 13,8 persen, di Sigi Rp 4,9 trilliun atau 32,1 persen, sedangkan di Parigi Moutong Rp 631 miliar atau 4,1 persen. Disebut Sutopo, pertumbuhan ekonomi di Kota Palu saat terjadi bencana minus dan saat ini masih jauh jika dibandingkan dengan normal. Oleh karena itu masih dierlukan waktu untuk membangun lagi yang lebih baik.
Sementara itu, hingga saat ini korban meninggal tercatat sejumlah 2.081 orang, dengan perincian di Kota Palu 1.706 orang, Donggala 171 orang, Sigi 188 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasangkayu, Sulawesi Barat 1 orang. Semua korban saat ini sudah dimakamkan.
Korban luka tercatat sejumlah 12.568 orang, dengan rincian 4.438 orang luka berat dan 8.130 orang luka ringan. Sementara itu, pengungsi tercatat sejumlah 214.925 orang. Di Sulawesi Tengah tersebar di 122 titik pengungsian sebanyak 206.194 orang, sedangkan di luar Sulawesi Tengah tercatat 8.731 orang.
"Kita mendapat informasi banyak masyarakat yang tadinya minta dievakuasi saat ini ingin kembali ke Palu. Termasuk yang di Jakarta sudah minta TNI agar mengangkut melalui pesawat hercules, mengangkut masyarakat kembali ke Palu," ujar Sutopo. dtc