Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyumas - Dua orang warga Banyumas, Jawa Tengah measuk dalam daftar korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat. Dua orang itu adalah Yulia Silvianti dan Yoga Perdana yang bekerja sebagai auditor di Badan Pemeriksa Keungan (BPK).
Yoga selama ini tinggal di Jakarta. Ia meninggalkan seorang anak dan istri yang akan segera melahirkan.
Sedangkan Yulia Silvianti juga tinggal di Jakarta. Di Purwokerto tempat tinggal orang tua dan adiknya. "Baru mau melahirkan, lagi nunggu waktunya, antara awal bulan ini. Makanya istrinya dibawa ke Jakarta (dari pangkal pinang) saat dia libur Sabtu-Minggu kemarin," kata Ayah Yoga, Suhairi Samsudin, kepada wartawan di rumahnya di Rt 3 Rw 3, Desa Karangsari, Kecamatan Kembaran, Banyumas, Senin (29/10/2018).
Menurut dia, selama lima tahun terakhir, Yoga tinggal dan dinas sebagai pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Pangkal Pinang, setelah sebelumnya berdinas di Samarinda. Karena istrinya akan melahirkan, Yoga kemudian membawa istrinya ke Jakarta pada akhir pekan lalu.
"Istrinya dia kan lagi di Jakarta mau menunggu melahiran anak kedua. Jadi dia pagi-pagi berangkat (dari Jakarta) langsung ke kantor. Biasanya jam 7.30 WIB pesawat sudah sampei, nah istrinya telepon kok belum dapat kabar pesawat Lion udah mendarat," Jelasnya.
Kemudian, lanjut dia pada pukul 09.00 WIB, istrinya Yoga memberi kabar jika Yoga berada di pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Kerawang. "Setelah dapat kabar dari menantu, saya langsung minta menantu saya juga yang ada di Bangka untuk cek ke bandara, dan namanya itu ada," ucapnya lirih.
Rencananya malam ini sang ayah Suhairi Samsudin dan Sadarti Estiningsih, Ibunda Yoga akan berangkat ke Jakarta sambil menunggu kabar kepastian dari Lion Air. Dirinya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada tuhan apapun yang terjadi terhadap anaknya.
"Nanti malam rencana kita mau ke Jakarta sambil nunggu berita belum ada kepastian dari Lion Air pihak terkait kepastian korban. Kalau diperkirakan jatuh gitu kan Allah yang maha kuasa kita tidak bisa mendahului kehendak Allah," ucapnya.
Dia mengatakan jika kedua orang tua istri Yoga yang berada di Samarinda juga tengah menuju ke Jakarta. Selain menunggu kepastian korban juga untuk memberikan dukungan terhadap istri Yoga yang tengah bersiap melahirkan anak kedua.
Sementara menurut sang Ibunda, Sadarti Estiningsih yang terlihat tabah usai mengetahui kabar anak pertama dari tiga bersaudara tersebut menjadi penumpang di pesawat Lion Air. Dia mengatakan jika dirinya terakhir bertemu Yoga pada sekitar seminggu lalu.
"Minggu kemarin dia mampir kesini mau pelatihan di Yogya. Mampir beberapa jam aja, dari jam 2 malam sampai jam 11 siang berangkat lagi ke Yogya. Ya dirumah sarapan pagi dan sempat ngobrol, cerita anaknya yang nangis ditinggal pergi (pelatihan ke Yogya)," ujarnya.
Setelah mengikuti pelatihan di Yogyakarta, lanjut dia. Pada hari Rabu (24/10) pulang kembali ke Bangka Belitung, kemudian pada Sabtu (27/10) Yoga ke Jakarta untuk mengantarkan istrinya yang akan melahirkan.
Sementara itu secara terpisah, keluarga Yulia Silvianti (38) sudah berangkat ke Jakarta untuk memastikan kabar tersebut.
"Bapak sama Ibu tadi dapat kabar sekitar jam 11.00 WIB, terus langsung berangkat semuanya ke Jakarta, naik kereta," kata Nurtam, sopir keluarga Yulia Silvianti kepada wartawan di Perum Limas Agung Blok P6 Nomor 15, Purwokerto Utara, Banyumas, Senin (13/10/2018).
Menurut dia, selama ini Silvianti tinggal dan bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jakarta. Sementara di Purwokerto merupakan tempat tinggal orang tuanya beserta adiknya.
Silvianti merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Dr Budi Santosa dan Dr Rachmawati Istutiningrum. dtc