Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Panyabungan. Jembatan bailey menghubungkan Laru-Tambangan, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal hanyut terbawa arus Sungai Batang Gadis pada Jumat malam (2/11/2018).
Derasnya arus sungai juga menghanyutkan rangka jembatan baja yang sedang dibangun di samping jembatan bailey . Hanyutnya jembatan ini menyebabkan hubungan ke 7 desa seberang Batang Gadis putus satu jalur .
Hanyutnya jembatan bailey terjadi sekitar pukul 21.00 WiIB Jumat malam, saat Sungai Batang Gadis meluap karena tidak mampu menampung air hujan yang turun sangat deras. Bersamaan dengan itu, rangka jembatan baja yang sedang dikerjakan CV Andalas Raya juga hanyut. Kedua jembatan ini dibawa arus sungai sekitar 100 meter dari lokasi kejadian. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Camat Tambangan, Partahian Pohan, Sabtu (3/11/2018) mengatakan, akibat hanyutnya jembatan bailey ini otomatis hubungan ke 7 desa di wilayah Tambangan putus satu arah. Ketujuh desa itu adalah Tambangan Jae, Tambangan Tonga, Tambangan Pasoman, Rao-Rao Lombang, Rao-Rao Dolok, Panjaringan dan Simangambat.
"Kejadian ini sudah kita laporkan kepada Pemkab Madina. Untuk sementara, rencananya kita akan mengadakan musyawarah dengan ke 7 Kepala desa bagaimana caranya untuk sementara membuat jembatan darurat yang bisa dilewati kenderaan roda dua," ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Madina, Syahruddin, mengatakan, jembatan bailey itu disewa Pemkab Madina dari Zipur Medan.
"Upaya yang dilakukan agar hubungan ke Laru-Tambangan bisa dilewati, untuk sementara rencananya kita akan membuat jembatan darurat yang bisa dilewati sepeda motor. Akan kita bawa rapat dengan Camat Tambangan dan ke 7 kepala desa seberang Batang Gadis.
”Untuk sementara kita menghimbau masyarakat yang mau keluar masuk Tambangan agar mengalikan perjalanan dari Rute Tambangan Jae – Aek Godang. Kalau untuk jalur Laru – Tambangan untuk sementara putus total dan tidak bisa dilewati sama sekali,” ujarnya.
Amri warga Laru Lombang menjelaskan, jatuhnya jembatan bailey Laru-Tambangan ini sangat menyulitkan warga ke 7 desa seberang Batang Gadis.
"Untuk sementara, baik guru dan pelajar yang ingin keluar dari Desa Tambangan terpaksa kembali lagi ke rumah. Begitu juga para PNS dan warga bekerja di luar Tambangan terpaksa libur. Jatuhnya jembatan tentunya sangat mengganggu ekonomi warga, kita berharap ada alternatif sehingga warga bisa kembali beraktifitas normal," harapnya.