Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Diver Clean Action (DCA), Amrullah Rosadi menyebut Indonesia merupakan negara kedua terbesar penyumpang sampah plastik di dunia setelah Cina. Menurutnya, hal itu sangat memprihatinkan. Maka dari itu, sudah saatnya mengurangi penggunaan sampah plastik.
"Komunitas DCA pernah melakukan survei di Pulau Pramuka di Jakarta. Dalam satu jam ditemukan 442 batang sedotan plastik," ujar Amrullah kepada wartawan, di gerai KFC Wali Kota, Jalan Mongonsidi, Medan, Senin (5/11/2018).
Amrullah mengaku keberadaan sedotan plastik atau pipet di laut akan menganggu mata rantai makanan. "Kalau sedotannya sudah terpotong kecil-kecil maka akan lebih mudah di makan penyu. Kalau sampai penyu punah karena makan sedotan, bisa putus rantai makanan di laut," tuturnya.
"Berdasarkan survei lembaga penelitian dari Ellen Mcarhtur, tahun 2050 akan lebih banyak sampah ketimbang ikan di laut," imbuhnya.
General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia, Hendra Yuniarto, menambahkan, pihaknya menggunakan 12 juta batang sedotan plastik/bulan. Menurutnya, jumlah itu hanya 0,5% dari produksi nasional.
"Makanya kita mengkampanyekan gerakan setop penggunakan sedotan plastik. Selain itu kami bekerja sama dengan DCA melakukan edukasi kepada anak-anak agar tidak lagi menggunakan sedotan listrik," tuturnya.