Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Palas. Hingga menjelang akhir tahun 2018, kondisi dan keadaan badan jalan provinsi yang terbentang sepanjang daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas) sampai kini masih amburadul dan belum 'bermartabat'. Dalam kampanye Pilgubsu 2018, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah memiliki tagline Sumut Bermartabat.
Sejumlah titik vital pada ruas badan jalan rusak parah, mulai dari perbatasan Palas-Rohul, Provinsi Riau hingga perbatasan Palas-Paluta. Begitu juga kondisi badan jalan provinsi di Simpang Sosa II hingga ke Papaso, serta badan jalan Sibuhuan-Sosopan, yang kian membahayakan pengguna jalan.
Ketua DPD KNPI Palas, Risman Hasibuan menyatakan, buruknya sarana infrastruktur badan jalan provinsi tentu berdampak pada tidak bermartabatnya daerah Palas ini.
"Pak Gubsu, kami sampaikan, sampai kini kondisi badan jalan provinsi di daerah kami Kabupaten Palas ini belum bermartabat. Bagaimana masyarakat di Palas bermartabat bila kondisi jalannya tidak bermartabat," ujarnya.
"Perlu diketahui Pak Gubsu, pada saat Pilkada Gubsu yang lalu, masyarakat Palas secara mayoritas memberikan 82,6 % suaranya untuk kemenangan Pak Gubsu. Untuk itu, kami menagih janji Pak Gubsu yang mengusung visi misi menjadikan Sumut bermartabat agar mewujudkan daerah Palas yang bermartabat dengan memperbaiki kondisi badan jalannya," sambungnya.
Senada disampaikan Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Palas, Sahala Hasibuan. Ia mengatakan, jalan adalah urat nadi perekonomian masyarakat dan pembangunan sosial ekonomi masyarakat di satu daerah.
"Bila kondisi badan jalan provinsi di Kabupaten Palas baik dan bagus, tentulah akan mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat, yang mayoritas berprofesi sebagai petani," ucapnya.
"Namanya petani, tentu sangat mengharapkan kondisi badan jalan yang baik dan bagus untuk akses angkutan hasil pertaniannya. Bilan jalannya bagus, tentu biaya transportnya murah. Bila kondisi badan jalannya rusak, tentulah biaya transportnya tinggi," lanjut Sahala.
Seperti kondisi hari ini, tambahnya, harga jual buah sawit terus mengalami penurunan sejak sebulan terakhir. "Sudahlah harga sawit turun, biaya angkutnya tinggi, yakni berkisar Rp 200 hingga Rp 300 per kilogram, sesuai kondisi lapanagan kebun sawit petani," tambahnya.
Hari ini, kata Sahala, harga papan TBS sawit di pabrik kelapa sawit (PKS) di kisaran Rp 1.075-Rp 1.095/kg. "Itu harga di PKS, kalau di lapangan dikurangi biaya angkut Rp 200 sampai Rp 300/kg. Belum lagi dipotong ongkos panennya. Jadi, yang bisa dibawa oleh petani hanya sebesar Rp 600 hingga Rp 700. Tentulah ini sangat memberatkan bagi petani di sini," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, warga di Kabupaten Palas sangat berharap besar dan meminta kebijakan dari Gubsu Edy Rahmayadi agar memprioritaskan pembangunan jalan provinsi di Palas untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat di daerah Palas.
"Bila pihak Pemprovsu merasa kewalahan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas badan jalan provinsi di Kabupaten Palas, saran kami agar status jalan dinaikkan saja menjadi jalan nasional," ujar Sahala.