Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Terbitung sejak musim kampanye berawal pada 23 September lalu, calon anggota legislatif DPRD Sumut ini aktif keluar masuk perkampungan warga di daerah pemilihannya. Dia Mulana Samosir, caleg dapil Sumut 9 dari PDI Perjuangan. Dapilnya terdiri atas 6 kabupaten/kota, se-Tapanuli bagian utara dan tengah, yakni Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
Terbilang cukup luas dan lumayan jauh dari Kota Medan yang merupakan domisilinya. Namun, karena berlatar belakang aktivis mahasiswa dan pernah bekerja sebagai pegiat LSM, yakni Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), baginya wilayah-wilayah itu sudah akrab. Apalagi di masing-masing daerah dia memiliki kerabat.
Karena merupakan kampung halamannya, asal muasal leluhurnya, Samosir jadi kabupaten pertama yang dikunjunginya. Mendatangi rakyat, menjelaskan maksud tujuan, menyerap aspirasi, mendengarkan masalah atau keluhan warga, menerangkan harapan perubahan ke depan serta membangun simpul. Begitu berikutnya yang dijalankannya di tempat lainnya yang jadi dapilnya.
Selama dua bulan masa kampanye berjalan, tak ada satu pun daerah pemilihannya yang belum dikunjungi.
Di Samosir, sejumlah persoalan yang menjadi keluhan warga diserapnya. Khususnya di Desa Parmonangan, Kecamatan Lintong. Di sana masyarakat kebanyakan menggantungkan hidup pada pertanian. Jagung, kopi dan bawang di antaranya komoditas yang dihasilkan dari sana.
"Ini yang menjadi sumber keluhan warga di sana. Harga hasil pertanian tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tak mampu mencukupi biaya hidup. Mereka meminta hal itu harus jadi perhatian siapa saja, terlebih pemerintah dan anggota DPRD," kata Mulana kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (16/11/2018).
Oleh pemerintah, terangnya, kepada warga pernah diberikan bantuan bibit jagung. Tapi warga terpaksa gigit jari. Bibit tersebut sebagian tidak bisa tumbuh. Ada yang tumbuh tapi tak menghasilkan. Lagi-lagi petani mengalami kerugian.
Bagi Mulana yang semasa mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil USU pernah mendirikan Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka (KSMM), keluhan warga Desa Parmonangan itu akan tetap ada dalam rekamannya. Sama seperti problematika berbeda yang dihadapi warga di kabupaten lainnya.