Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota Komisi B DPRD Sumut, Richard Sidabutar meminta agar kinerja Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT) dievaluasi. Hal terkait dengan kinerja BP GKT yang dinilai lambat.
"Sejauh ini kita tidak tahu langkah kemajuan apa yang telah dihasilkan. Tindak lanjut rekomendasi assement juga kita tidak tahu," katanya kepada medanbisnisdaily.com, Jumat sore (16/11/2018).
Ditegaskan Richard, BP GKT mesti diberi target kerja. Bila tidak ada kemajuan, Pemprovsu sebaiknya lakukan langkah evaluasi demi perbaikan kinerja. Bila tidak maksimal, diganti agar lebih produktif.
"Untuk mendukuug Geopark Kaldera Toba, semua potensi mesti dilibatkan. Termasuk masyarakat lokal. Serta memastikan aspek sosial dan kearifan lokal tetap tetawat dan terjaga," ungkapnya.
Sebelumnya, sejumlah Manager Geosite GKT mengeluh karena tidak adanya kordinasi selama ini antara pimpinan BP GKT dengan para manager geosite.
Hal itu diakui Manager Geosite Samosir Laurence Ricardo Simanjorang dan Manager Geosite Silahisabungan, Rikson Sihombing. Keduanya mengaku tidak ada komunikasi dan kordinasi kepada mereka. Sebagian manager geosite juga mengaku tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan dan proses pengambilan keputusan.
"Dua kali assesor datang, yaitu pada akhir 2017 dan Agustus 2018 lalu, tapi kami para manager geosite di Samosir tidak dilibatkan. Begitu juga dengan studi banding ke Geopark Ciletuh kami tak diberi tahu," kata Laurence.
Terkait studi banding ke Geopark Ciletuh Manager BP GKT Wan Hidayati menjelaskan kegiatan itu bukan program BP GKT." BP GKT hanya ikut sebagai peserta," katanya singkat.
Penentuan masuk tidaknya GKT menjadi anggota UNESCO Global Geopark (UGG) akan diumumkan pada April 2019, setelah digelarnya konferensi di Italia pada September 2018.