Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kerugian akibat kemacetan jalan Medan-Berastagi yang terjadi sepanjang tahun berdampak buruk bagi sirkulasi perdagangan dan perekonomian masyarakat. Banyak sektor yang terganggu dan merugi, seperti halnya sayur mayur dan komoditi hortikultura lainnya yang ditaksir mencapai Rp 300 miliar/tahun.
Hal ini dikatakan Anggota DPRD Sumut, Baskami Ginting saat pimpinan DPRD dan Komisi D DPRD Sumut konsultasi ke Bappenas RI di Jakarta, Jumat (16/11/2018). Baskami pun berharap Bappenas selaku yang berwenang merancang perencanaan strategis pembangunan nasional mengakomodir dan memprioritaskan perbaikan jalan Medan-Berastagi untuk program pembangunan ke depan.
"Dalam kesempatan itu kami memohon kepada pihak Bappenas agar memprioritaskan perbaikan jalan tersebut," ujar Baskami yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut kepada wartawan melalui telepon selulernya, Sabtu (17/11/2018).
Kata Baskami, pihak Bappenas diwakili Direktur Pengembangan Jaringan Jalan, Wismana Adi Suryabrata dan Direktur Transportasi, Ikhwan Hakim menyambut baik dan merasa senang mendapat masukan terkait kondisi jalan Medan-Berastagi.
"Mereka mengucapkan terima kasih atas masukan yang kita sampaikan dan mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk prioritas perbaikan secepatnya. Untuk APBN 2019 sudah disahkan, namun untuk P-APBN 2019 akan jadi prioritas mereka nantinya," ujar Baskami menirukan pernyataan Wismana.
Anggota Komisi D lainnya, Leonard Surungan Samosir berharap, meskipun APBN 2019 sudah disahkan, namun pekerjaan perbaikan harus dilakukan guna perawatan dan perbaikan jalan Medan-Berastagi.
"Banyak pengusaha sayur dan hortikuktura yang rugi akibat kemacatan yang terjadi. Karena barang-barang mereka terpaksa dibuang karena busuk dan tidak jadi dibawa ke Medan," ujar Leonard yang juga anggota DPRD Sumut dari Daerah Pemilihan (Dapil) Karo, Dairi dan Phakphak Barat.
Leonard juga mengemukakan akan beroperasinya tambang timah di Dairi yang nantinya truk pengangkut akan melintasi Jalan Medan-Berastagi.
"Kalau nanti beroperasi tambang timah di Dairi maka akan ada ratusan truk yang melintas Jalan Medan-Berastagi. Makanya kami mendesak pemerintah pusat melalui Kemen PUPR segera membangun jalan tol dan jalan layang Medan-Berastagi-Karo agar roda perekonomian, industri, hortikultura dan pariwisata, tambang menuju Nias dan Aceh dapat tumbuh dan berkembang pesat di masa mendatang,"ujar Leonard.
Jalan Alternatif
Saat ini, lanjut Leonard, sedang diupayakan realisasi pembangunan jalan alternatif Medan-Berastagi pada ruas lain, yakni jalur Medan-Tanjung Morawa-Saribudolok-Tongging (Rawasaring). Hanya, jalan alternatif Rawasaring saat ini masih berstatus proyek APBD Sumut sehingga perlu kebijakan mengalihkan objek tersebut menjadi status jalan nasional agar pembangunannnya dapat dibiayai oleh dana APBN.
"Kalau statusnya jalan nasional bisa dibiayai APBN yang dikelola oleh BBPJN-I," pungkasnya.