Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Sumatra Utara (Sumut) menyoroti adanya kecenderungan distribusi narkoba melalui sarana transportasi umum domestik antar kota dan provinsi. Karenanya, Wadirres Narkoba Polda Sumut, AKBP Frenky Yusandy berpendapat, hal ini semakin membuktikan prediksi mereka bahwa pelaku saat ini memang menyukai penggunaan sarana transportasi darat tersebut dalam mengedarkan narkoba.
"Lebih dari 10 kasus tindak pidana narkoba sepanjang 2018 ditangkap berkaitan dengan penggunaan sarana transportasi umum (domestik) antara kota dan antar provinsi," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (21/11/2018).
Frenky menjelaskan, modus masuknya barang dari luar negeri ke wilayah Indonesia melalui Pantai Timur Sumatera yang panjang dan banyak pelabuhan kecil memang selalu dicoba pelaku melalui jalur udara maupun laut.
"Tapi setelah barang berhasil masuk, selanjutnya para pelaku melanjutkan distribusi melalui transportasi domestik ke provinsi lain menggunakan jenis bus bahkan pesawat domestik yang dianggap mereka lebih bebas dari pengawasan petugas," jelasnya.
Berkaitan dengan hal itu lanjutnya, Frenky mengaku, jika Polda Sumut dan jajaran kedepannya akan lebih meningkatkan kerjasama dan pengawasan dalam berbagai bentuk dan cara.
"Salah satunya mencari formula kerjasama dan pemeriksaan ketat terhadap penumpang bus dan travel," tegasnya.
Ia memaparkan, berdasarkan data triwulan sejak Juli hingga September 2018, lebih dari 2.700 orang tersangka kasus narkoba telah ditangkap jajaran Polda Sumut.
Menurutnya, letak geografis Provinsi Sumut yang berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Riau serta batas laut dengan Malaysia, telah menyebabkan Sumut menjadi pintu masuk dan perlintasan distribusi narkoba.
Untuk itu sambung Frenky, Ditres Narkoba Polda Sumut, telah menjalin kerjasama interdiksi dengan berbagai instansi, antara lain, Bea Cukai Bandara dan Pelabuhan, Avsec Bandara, serta lainnya, dalam rangka mencegah masuknya narkoba ke Provinsi Sumut.
Namun hal ini ujar dia, tentunya masih sulit, karena begitu menggirukannya tawaran keuntungan dari mata rantai peredaran narkoba, yang menjadikan masih terus adanya aliran barang dari luar ke Sumut atau melewati wilayah Sumut.
"Ini menarik bagi orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Faktor lain yang berpengaruh adalah sindikat narkoba merupakan kelompok tertutup dengan modus yang senantiasa berubah dan berkembang mengikuti situasi dan manuver petugas dari Polri, BNN, Bea Cukai dan lain-lain," pungkasnya.