Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Guru seni musik dan juga musisi harus melek teknologi. Hal itu sebagai tuntutan di era 4.0 yang ditandai dengan kecanggihan teknologi informasi komunikasi.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (FBS Unimed) Isda Pramuniati dalam seminar nasional yang bertema “Peningkatan Kualitas Pendidikan, Pengkajian dan Penciptaan Musik di Era Globalisasi” di Lt. IV Digital Library Unimed, Rabu (21/11/2018).
Informasi yang diperoleh medanbisnisdaily.com, dari Biro Kehumasan Unimed disebutkan, sejumlah narasumber yang memberikan materi antara lain, Phil Yudi Sukmayadi (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung), Syahrul Syah Sinaga (Universitas Negeri Semarang), Muhammad Takari (Universitas Sumatera Utara), Panji Suroso dan Pulumun P Ginting (Unimed).
Phil Yudi Sukmayadi mengatakan musik merupakan media untuk menyampaikan perasaan (emosional) dan membangun kepribadian seseorang. Perkembangan industri musik dan teknologi dari negara-negara lain menyebabkan Indonesia kehilangan identitas dan budaya bangsa Indonesia. .
"Peran seorang pendidik dapat menyampaikan pembelajaran musik dengan mudah dan asyik, dengan penanaman budaya dan tradisi sejak dini sehingga generasi muda dapat menjaga warisan bangsa," katanya.
Dekan FBS Unimed, Isda Pramuniati mengatakan produk pendidikan seni musik di masa depan harus bisa menembus industri musik, berdaya jual dan bisa mengimplementasi kurikulum KKNI era revolusi industri 4.0.
Pembelajaran musik di era digital menuntut para pendidik dan seniman untuk berpikir kreatif, inovatif, kolaboratif, dan produktif. Perkembangan teknologi semakin berkembang, akan tetapi seni harus ikut berperan dalam membentuk karakter dan identitas bangsa.
"Kita juga dituntut untuk mengusai IT, komunikasi dan komputerisasi. Selain itu sebagai pendidik, kita harus meningkatkan literasi data, literasi manusia, dan literasi budaya," ujar Isda.