Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Usai berunjuk rasa dari Kantor Perwakilan Gojek Indonesia di Komplek CBD Polonia, Medan, driver ojek online melanjutkan aksinya ke Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Kamis (22/11/2018) siang. Di sana, perwakilan mereka diterima Kepala Biro Organisasi Setdaprov Sumut, Syafruddin. Pemprov Sumut, kata Safruddin, berjanji memfasilitasi driver ojek bertemu dengan manajemen Gojek Indonesia.
"Dalam seminggu ini, kami akan memanggil manajemen Gojek Indonesia untuk bersama kawan-kawan. Sehingga harapan kita ada titik temu antara driver ojek dengan manajemen," kata Syafruddin.
Usai dijanjikan seperti itu, perwakilan driver gojek yang dipimpin antara lain Ketua Forum Solidaritas Driver Online dan Roda 2 Medan dan Sekitarnya( FOSDOR2MS), Joko Pitoyo, dan sejumlah koordinator, menyampaikan hasil pertemuan itu kepada ratusan driver ojek yang terus menyuarakan aspirasi di luar pagar halaman Kantor Gubsu.
Para driver ojek mengapresasi hasil pertemuan itu sembari mengelu-elukan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakjl Gubernur Sumut Musa Rajekshah. "Hidup Bang Edy, hidup Bang Ijeck," teriak mereka kompak.
Namun begitu pun, para driver ojek, kata Joko Pitoyo, tetap mencatat janji Pemprov Sumut tersebut. "Kalau memang tidak benar ada pertemuan seminggu ini, sikap kami jelas dan tegas memboikot Pilpres dan Pileg," tegas Joko.
Sebelumnya, para driver antara lain menuntut dibatalkannya kebijakan pemutusan hubungan kemitraan dengan driver gojek oleh manajemen Gojek Indonesia. Padahal menurut mereka, manajemen Gojek Indonesia tidak dapat menunjukkan kesalahan para driver secara terbuka.
Para driver gojek menuntut amnesti atau banding secara massal atas akun mereka yang di-suspend ataupun yang diputus kemitraannya oleh manajemen. "Sebab itu membuat hilangnya pekerjaan dan mata pencaharian para driver," ujar Joko.
Dia menambahkan sikap tegas para driver menolak penambahan driver baru menggantikan para driver yang sudah diputus. "Sebab itu bukan penyelesaian masalah, tetapi akan terus menambah masalah. Kalau begini, manajemen gojek hanya mengeksploitasi para driver," tegas Joko.