Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak dunia kembali pulih. Akan tetapi, harganya masih di bawah US$ 60 per barel.
Minyak mentah Brent berada di level US$ 59,20 per barel pada atau naik 40 sen, atau 0,7%. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen, atau 0,3%, pada US$ 50,58 per barel.
Analis Keuangan Independen dari Australia Greg McKenna mengatakan, ada pasar tekanan dalam minyak mentah.
Tekanan berasal dari melonjaknya pasokan dan perlambatan pertumbuhan permintaan yang diperkirakan akan menghasilkan pasokan minyak yang melimpah pada 2019.
Di luar fundamental yang lemah, pasar minyak juga dipengaruhi oleh penurunan di pasar keuangan.
"Tahun 2018 menandai akhir dari membaiknya pasar keuangan Asia dalam 10 tahun karena pengetatan kondisi keuangan di Asia (terutama China), dan kami berharap ini akan tetap terjadi pada 2019," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan yang dikutip dari CNBC, Senin (26/11/2018).
Pasar minyak juga telah terbebani oleh dolar AS yang kuat, yang telah melonjak terhadap sebagian besar mata uang lainnya tahun ini. Penguatan dolar AS berkat kenaikan suku bunga yang telah menarik uang investor keluar dari mata uang lain dan juga aset seperti minyak, yang dipandang sebagai lebih berisiko dari Greenback.
"Apa pun yang berdenominasi terhadap dolar AS berada di bawah tekanan sekarang," kata McKenna.
Risiko lain untuk perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan adalah perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, AS dan China.
"Perang dagang AS-China menimbulkan risiko penurunan karena kami memperkirakan AS akan memberlakukan tarif 25% pada semua impor China pada kuartal I-2019," kata J.P. Morgan. (dtf)