Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bandung. Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik berharap agar politisi di Indonesia tak 'menjual' isu SARA. Pasalnya Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan keberagaman agama di dunia.
Hal itu disampaikan Moazzam saat menghadiri pembukaan kegiatan semi loka penguatan kompetensi sosio kultural bagi aparatur sipil negara (ASN) yang berlangsung di Balai Diklat Keagamaan di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018).
"Nasihat saya ke politisi atau tokoh besar harus berani, jangan main-main dengan isu SARA. Ini berbahaya untuk masa depan Indonesia," ucap Moazzam.
Moazzam mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk dari beragam agama. Dia menilai Indonesia selama ini telah mampu menjaga toleransi antar umat beragama. Dia membagi pengalamannya sebelum bertugas di Indonesia. Dibandingkan dengan negara dengan penduduk yang memiliki agama Islam, Indonesia lebih berhasil menjaga keberagaman.
"Saya kira dibandingkan semuanya, Indonesia lebih berhasil menjaga toleransi, pluralisme, kebersamaan antara kelompok-kelompok agama," katanya.
Dia mengharapkan agar Indonesia yang memiliki mayoritas penduduk muslim bisa tetap menjaga sikap toleransi dan kebersamaan yang dibangun. Sebab, sambung dia, Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain untuk keharmonisan antar umat beragama.
"Ini enggak hanya penting untuk masa depan Indonesia, ini sangat penting bagi umat muslim seluruh dunia. Kalau lihat di negara muslim seluruh dunia ada banyak tantangan konflik dan radikalisme, jadi sangat berbahaya dan umat muslim dunia perlu contoh yang bisa memberi inspirasi dan Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah penduduk Islam paling besar, negara demokrat dan ekonomi maju adalah satu-satunya yang bisa menjadi inspirasi seluruh umat muslim dunia," katanya.
Akan tetapi meskipun berhasil, sambung Moazzam, ada beberapa tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Beberapa kejadian mulai dari saling hujat hingga demo dinilai berisiko mengganggu keharmonisan.
"Kalau saya lihat kejadian-kejadian di Indonesia selama 4 tahun saya di sini ada beberapa kejadian berbahaya dan jelek, ada isu blasphamy dan demo-demo yang saya kira berisiko untuk toleransi keagamaan Indonesia. Saya kira harus kerja keras menjaga nama baik Indonesia," tuturnya.
Kegiatan semi loka sendiri digagas oleh Kementerian Agama bekerja sama dengan Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) serta kedutaan besar Inggris untuk Indonesia. Pembukaan juga dihadiri langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (dtc)