Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bantul - Mendiang Presiden ke-2 RI, Soeharto 'distempel' oleh Wasekjen PDIP sebagai guru korupsi di Indonesia. Menanggapi pernyataan tersebut, kerabat Soeharto di Bantul menilai pernyataan tersebut dilontarkan sebagai sensasi politisi menjelang Pilpres 2019.
"Sekarang orang omong itu kadang-kadang tidak dipikir ini apa sebenarnya, mungkin (pernyataan Soeharto guru korupsi di Indonesia) untuk bikin sensasi saja," kata salah satu kemenakan Soeharto, Aryo Winoto (47), Saat ditemui detikcom di Bantul, Kamis (29/11/2018).
Menurut Aryo, pernyataan Ahmad Basarah itu dilontarkan karena saat ini masuk tahun Politik. Hal itu dapat dilacak muatannya karena dalam pernyataannya mencatut nama Prabowo Subianto yang notabennya saingan dari capres yang diusung PDIP.
"Apalagi sekarang jelang Pilpres, makanya silakanlah. Yang jelas kami keluarga yang ada di Yogya tidak pernah berpikir jelek tentang Pak Harto. Kalau ada orang mau omong jelek silakan, wong itu hak mereka kok," ujarnya.
Sebelumnya, PDIP menilai guru korupsi di Indonesia adalah Soeharto. Hal ini menanggapi pernyataan Prabowo soal korupsi di Indonesia yang dinilai sudah parah.
Menurut Wasekjen PDIP, Ahmad Basarah, negara telah menetapkan pencanangan program pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dan disebutkan dalam Tap MPR No 11 Tahun 1998 untuk melakukan penegakan hukum terhadap terduga pidana korupsi.
"Termasuk oleh Mantan Presiden Soeharto. Jadi, guru dari korupsi Indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 Tahun 98 itu mantan presiden Soeharto, dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," ujar Basarah di Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat.dtc