Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pasca kaburnya 113 narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Polda Sumatera Utara (Sumut) langsung bereaksi cepat.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengakui, untuk mengantisipasi para tahanan tersebut sampai kabur ke wilayah Sumut, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto memerintahkan pihaknya untuk memperketat penjagaan di perbatasan Provinsi Sumut-Aceh.
"Kita perkuat daerah perbatasan di Langkat dan kawasan Aceh Tenggara yang berbatasan dengan Sumut," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (30/11/2018).
Selain itu, jelas Tatan, Kapolda juga telah memerintahkan agar jajaran Polres untuk turut memperketat penjagaan Lapas didaerahnya. Hal ini, agar kejadian di Lapas Labaro tidak merembet ke Lapas lain termasuk Sumut.
"Karena kita tidak mau kejadian Lambaro terulang," sebutnya.
Sementara itu, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengaku, jika sejauh ini Polda Aceh belum ada melakukan koordinasi untuk melibatkan Polda Sumut melakukan pengejaran terhadap para napi tersebut.
"Sampai saat ini kita belum ada diminta untuk membantu mengejar para napi," katanya.
Akan tetapi Ia mengatakan, Polda Sumut sendiri akan siap membantu mengejar para narapidana yang kabur, mengingat, Sumut merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan Aceh.
"Kita siap bantu, karena ini merupakan kepentingan negara," terangnya.
MP Nainggolan menyebutkan, bila memang sudah ada koordinasi dengan Polda Aceh, selain akan menempatkan personil di daerah perbatasan, Polda Sumut juga akan ikut mengejar hingga ke kota-kota yang ada di Sumut. Tapi ujar dia, dalam pengejaran itu, Polda Sumut tentu membutuhkan data dari Polda Aceh.
"Makanya itu, kita perlu data-data dan ciri-ciri dari napi yang kabur," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Humas Ditjen PAS Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto mengatakan, insiden tersebut terjadi pada saat napi hendak melaksanakan salat Magrib. Ketika itu, ada warga binaan yang melakukan provokasi kepada napi lain untuk kabur.
"Mereka kemudian terpengaruh. Napi membobol tembok lapas. Masalah motifnya sedang kita dalami," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan.
Ade mengungkapkan, pihaknya sudah menangkap sejumlah napi yang melarikan diri. "Sekitar 23 orang napi sudah tertangkap. Mudah-mudahan akan bertambah lagi," jelasnya.
Dia menambahkan, pihak lapas dibantu aparat TNI dan kepolisian saat ini terus menyisir wilayah Aceh untuk mencari puluhan napi lainnya.
Sebelumnya, beberapa warga binaan meminta melaksanakan salat Magrib berjamaah sekitar pukul 18.30 WIB pada Kamis (29/11/2018) kemarin.
Namun waktu beribadah tersebut dimanfaatkan oleh beberapa orang narapidana untuk memprovokasi narapidana lainnya untuk melarikan diri dari Lapas Kelas II A Banda Aceh, dengan menjebol pagar ornames pemisah kantor utama dengan blok atau taman kunjungan.