Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tinggal menghitung hari perayaan hari besar keagamaan umat Kristen, yakni Natal akan tiba. Masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara bersiap menyambut dengan penuh semangat dan gembira. Terlebih Kota Medan (Sumut) akan menjadi tuan rumah perayaan Natal nasional pada Sabtu (29/12/2018), direncanakan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Dalam kaitan perayaan Natal nasional, pelaksanaannya menjadi tanggung jawab berbagai pihak secara bersama. Terutama hubungannya dengan persoalan keamanan. Dibutuhkan kesiapan aparat dalam mengamankan semua rangkaian perayaan yang juga dikenal sebagai peringatan hari lahir Juru Selamat, Yesus Kristus, tersebut.
Koordinator Wilayah I Sumatera Utara-Nangroe Aceh Darussalam Pengurus Pusat GMKI, Gito Pardede menjelaskan dalam pernyataan tertulisnya, Senin (3/12/2018), mengatakan, kendati saat ini berbagai isu bermotif SARA, termasuk terkait dengan agama, tengah hangat, diharapkan masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara dapat merayakan Natal dengan hikmat dan husuk.
"Sumatera Utara itu miniatur keberagaman bangsa Indonesia, kita harus menjaga dan mengawalnya. Jangan sampai ada kelompok radikal yang mencoba merusak momen yang mempersatukan masyarakat Sumut tersebut. Diharapkan kepolisian menunjukkan kesiapan mengamankan Natal," ujar Gito.
Tegasnya, Kapolda Sumut harus serius dalam menyambut dan mempersiapkan pengamanan Natal di Sumut dan perayaan Natal Nasional RI pada akhir Desember nanti. Terlebih mengantisipasi tindak teror serta gangguan lainnya.
"Kondisi di Indonesia saat ini, ada beberapa konflik di tengah masyarakat yang berawal dari kurangnya penghargaan terhadap kebebasan beribadah. Teror bom rumah ibadah di Surabaya, misalnya. Lalu penyegelan rumah ibadah yang terjadi di Jambi," ungkapnya.
Tindakan pengamanan perayaan Natal oleh Polda Sumut, terang Gito, akan menjadi penilaian bagi masyarakat terhadap kinerja mereka. Jangan sampai bulan penuh hikmat ini dirusak oleh orang-orang yang kembali ingin mengacaukan kerukunan umat beragama di Sumatra Utara.