Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdsily.com - Medan. Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang juga Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, memastikan tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pimpinan tertinggi wadah olahraga terpopuler itu. Kepastian tersebut disampaikannya kepada ratusan wartawan media cetak, elektronik dan online yang hadir pada acara Silaturahmi Insan Pers di Aula Raja Inal Siregar, di kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Rabu (5/12/2018).
"Semula saya ingin mengundurkan diri, sekarang tidak lagi. Sudah saya batalkan. Saya ingin memimpin PSSI hingga akhir masa jabatan," kata Edy menegaskan kepada wartawan seusai acara silaturahmi.
Pernyataan serupa sebelumnya disampaikannya saat menjelaskan kondisi riil PSSI saat ini. Edy mempresentasikan statistik sepakbola nasional terkait jumlah pemain sepakbola di seluruh Indonesia, jumlah pelatih, wasit serta lapangan yang memenuhi kwalifikasi organisasi sepakbola dunia. Dibandingkan dengan negara lainnya di dunia termasuk Singapura, Thailand dan Malaysia. Presentasi serupa pernah disampaikannya di hadapan Presiden Jokowi dan Komisi X DPR RI.
Edy yang mantan Pangkostrad (pensiunan jenderal bintang tiga) menyatakan kecintaannya kepada PSSI. Sejak dia memimpin PSSI barulah ada "kitab suci" yang menentukan arah persepakbolaan nasional dalam jangka panjang. Hingga 2045. Termasuk soal rencana pembinaan agar posisi Indonesia di kancah sepakbola dunia terangkat tinggi.
"Jadi siapapun pengganti saya kelak sebagai Ketua Umum PSSI sudah ada panduannya akan melakukan apa dan sudah berada di posisi bagaimana," tegas Edy.
Sekjend PSSI Ratu Tisha yang turut mendampingi Edy menyatakan tidak benar kalau organisasinya tersebut tidak memiliki arah pengembangan ke depan. Termasuk soal capaian-capaian prestasi yang hendak dikejar.
Oleh berbagai pihak pemerhati sepakbola nasional Edy sempat didesak agar mengundurkan diri dari jabatan Ketum PSSI. Penyebabnya adalah prestasi tim Garuda yang terus-menerus mengalami kekalahan di pertandingan internasional. Seperti di kejuaraan AFC tingkat Asia Tenggara belum lama ini. Ditambah adanya skandal pengaturan skor pertandingan di Liga 2, korban meninggal dunia saat menonton pertandingan dan sebagainya.
Rangkap jabatan Edy sebagai Gubernur Sumut disebutkan sebagai alasan bahwa dia tidak fokus memberi perhatian kepada PSSI. Oleh sebab itu diminta meletakkan jabatannya.