Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penampilan seni multimedia yang digelar di Rumah Budaya Tonggo, di Jalan Letjend Suprapto No 11, Medan, Sabtu (8/12/2018) menyisakan gugatan bagi penonton. Diawali penampilan puisi berjudul "Garuda Wisnu" karya Dini Usman yang berkolaborasi dengan Anton Sitepu dalam gerak tari kontemporer yang diiringi sordam oleh Ifwanul Hakim arahan Mukhlis Jazzbullah. Puisi itu menceritakan semangat pembebasan yang harus dimiliki oleh setiap jiwa yang anti penindasan.
Sementara perupa Mangatas Pasaribu merespon dengan daya reflektif untuk membongkar ingatan semua orang menyahuti keperihan bumi yang terus dilanda kerusakan akibat tangan-tangan jahil dan keserakahan manusia.
Ada tali pancang, borotan, ikan mas arsik yang disuguhkan kepada penonton sebagai penanda yang tetap berjalan walaupun kebinasaan demi kebinasaan akibat kepongahan manusia di setiap fase peradaban.
Di sisi lain, pertunjukan monolog "Ibu" yang dibawakan Aishah Basar mengingatkan penonton akan sebuah fase, di mana kritik menjadi sebuah hal yang teramat mahal di negeri ini.
Naskah monolog yang sudah beberapa kali dibawakan Aisah Basar itu, menceritakan ketegaran seseorang ibu yang merelakan ketiga anak biologisnya menjadi aktivis "tukang kritik".
Ada yang menjadi penulis yang karya-karyanya sangat ditakuti, sehingga ia harus mencari suaka politik ke luar negeri, ada yang aktif di LSM dan ada lagi yang memilih menjadi pemberontak.
Dalam bahasa seorang ibu, sang tokoh mewakili kepahitan, kerinduan dan kengenesannya melihat situasi lokal dan nasional bangsa ini yang membutuhkan kasih sayang.
Kolaborasi ragam genre seni yang disutradarai dengan apik oleh Hafiztaadi ini, direkam dengan semangat kerja seni film, video dan animasi oleh Immanuel P. Gintings bersama tim.
Persembahan kali ini didukung sepenuhnya oleh Rumah Budaya Tonggo yang diinisiasi oleh Jimmy Siahaan pemilik galeri barang-barang antik, Mangatas Pasaribu-perupa, Dini Usman-sastrawan, Aishah Basar-sastrawan dan Darma Lubis-scenografi.
Jimmy Siahaan mengatakan, di tahun 2019, Rumah Budaya Tonggo telah mempersiapkan berbagai suguhan menarik yang akan dipersembahkan untuk masyarakat Medan. Di antaranya tarian kontemporer dan dialog imajiner Gendang Kematian dan Kematian Gendang oleh Anton Sitepu.
"Rumah Budaya Tonggo disiapkan menjadi ruang publik alternatif bagi seniman dalam upaya menggiatkan sporadis seni di kota yang kering panggung ini," harap Jim.