Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Baru semusim naik ke kasta teratas, yakni Liga 1, PSMS Medan kini terdegradasi ke Liga 2. Kenyataan ini membuat Edy Rahmayadi terpukul. Pasalnya, selaku Pembina PSMS Medan, dialah termasuk yang berjuang paling keras sehingga tim berjuluk Ayam Kinantan itu naik kelas ke Liga 1.
Kepada wartawan seusai pengukuhan Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pemerintahan (BPKP), di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Senin (17/12/2018), dia menyampaikan unek-unek atau komentarnya terkait kegagalan tim kebanggaan warga Medan tersebut.
Pertama, suporter PSMS tidak bisa memberikan semangat kepada pemain. Kedua, para pemain tidak merasa bersemangat menjadi yang terbaik. Ketiga, PSMS diganggu oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang membuat Edy harus membayar denda sebesar Rp 900 juta ke FIFA pada November lalu. Denda dikarenakan berbagai keonaran dan pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh suporter.
"Coba bayangkan kalau saya harus membayar denda sebegitu besar, siapa yang kuat," tegas Edy.
Turunnya PSMS, ujarnya, harus dijadikan introspeksi. Baik oleh pemain maupun masyarakat pecinta PSMS. PSMS adalah milik masyarakat Sumut yang akan kacau kalau dikacaukan.
"Kita harus memberikan semangat supaya PSMS terus menang. Dengan turunnya dia tahun ini, sebagai introspeksi diri, tahun depan harus lebih baik dari ini," tegasnya.