Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dua sastrawan Sumut, Juhendri Chaniago dan Sartika akhirnya bisa berangkat menghadiri Muktamar Sastra 2018, di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukarejo, Situbondo, Jawa Timur, 18-20 Desember 2018. Keduanya mewakili Sumut.
Sebelumnya, karena kendala biaya, keduanya sempat membatalkan keberangkatannya. Pasalnya, panitia hanya memberi Rp 1 juta per peserta, berbeda dari informasi awal yang menerangkan kebutuhan peserta akan dipenuhi semuanya oleh panitia.
Di grup Omong-omong Sastra, Senin malam, (17/12/2018) Sartika menulis, Alhamdulillah, bapak/ibu yang baik, berkat doa dan bantuan bapak/ibu, Tika dan Bang Juhendri bisa berangkat menghadiri Muktamar Sastra.
Di balik usaha keras Bang Juhendri, kebaikan Mas Sosiawan Leak, tentu kami juga berterima kasih atas bantuan dan dukungan luar biasa dari Pak Idris Pasaribu yang telah menyuarakan peristiwa ini ke berbagai ruang beserta sohib kental beliau (Pak Tsi Taura) yang berkenan menghibahkan dana sebesar Rp10.000.000,00 semata untuk mendukung pergerakan dan perkembangan sastrawan Sumut.
Lalu, kepada Bapak Umar Zein yang juga telah membantu Rp1.000.000,00. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan, kesuksesan, kelapangan hati, dan kesehatan untuk Bapak.
Seperti diberitakan sebelumnya, keduanya lulus seleksi panitia dan dinyatakan terpilih sebagai peserta Muktamar Sastra yang semua kebutuhannya ditanggung panitia. Namun, menjelang berangkat informasi yang diterima peserta, panitia hanya memberikan Rp 1 juta per peserta.
Juhendri melayangkan protes dengan membatalkan keberangkatan. Protes itu segera disambut sejumlah sastrawan Sumut, termasuk Idris Pasaribu yang meminta agar panitia dan sastrawan ikut membantu.
Muktamar Sastra 2018 yang mengambil tema "Menggali Kenusantaraan, Membangun Kebangsaan" itu akan menghadirkan sejumlah sastrawan ternama yang sebagian besar berlatarbelakang pondok pesantren. Antara lain, KH Mustofa Bisri, KH D Zawawi Imron, KH Ahmad Tohari, Emha Ainun Nadjib.