Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pelukis Ebenezer Silalahi mengkritik kerusakan alam yang dilakukan manusia lewat perbuatan kecil-kecil yang mungkin tidak disadari. Ia mencontohkan, kelompok aktivis lingkungan yang membahas soal lingkungan tapi sambil merokok dengan puntung dan abu rokoknya yang berserakan dimana-mana.
"Aku tak muluk-muluk. Banyak orang bicara lingkungan tapi sambil merusak lingkungan," kata alumnus seni rupa Unimed ini saat menggelar konferensi pers pra pameran tunggalnya, di Literacy Coffee (LC), Jalan Jati II No 1 Teladan Timur Kota Medan, Jumat (21/12/2018).
Sebagai seniman saya menyadari manusia itu bisa menjadi apa saja. Bisa jadi predator, monster atau menjadi bibit bagi kehidupan, ujarnya.
"Alam ini memberikan kita semua gratis. Karena gratis mungkin kita jadi sepele. Padahal kenapa gratis, sebenarnya karena kita tidak mampu bayar," kata pelukis yang baru pulang dari Norwegia ini.
Pameran lukisan tunggal sendiri berlangsung 22-26 Desember 2018 di LC. Sebanyak 11 lukisan akan dipamerkan. 7 di antaranya sudah dipamerkan di Gedung WALHI Jakarta pada 2017 lalu.
"Ini adalah pameran tunggalku yang kedua. Temanya masih sama "Aku dan Isi Semesta#2," kata Eben.
Selain, Eben hari pertama, pameran tunggal juga akan dirangkai dengan diskusi yang menghadirkan Johnson Pasaribu dan Franky Pandana dengan tema "Geliat seni rupa Sumut: Sebuah Refleksi. Sedangkan pada Minggu (23/12/2018) akan menghadirkan seniman teater Aisah Basar dan aktivis perempuan dan lingkungan Sumiati yang bicara soal seni sebagai perlawanan.
Sedangkan di hari penutup, akan diisi dengan "Raung Rupa" yang menghadirkan para insan kreatif di Medan antara lain, Fedricho Purba, Deppi Tarigan, Moses Tarigan, Malun.