Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak dunia jelang libur tahun baru 2019 masih mengalami volatilitas. Ini didukung oleh kenaikan pasar ekuitas di Amerika Serikat (AS) namun masih dibayangi dengan melimpahnya pasokan minyak mentah global.
Mengutip Reuters harga minyak mentah Brent LC)c1 turun menjadi US$ 52,2 per barel dari sebelumnya US$ 53,8 per barel. Sementara untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 berjangka tercatat US$ 45,33 per barel dari sebelumnya US$ 46,22 per barel.
Kedua acuan tersebut mengalami penurunan selama tiga minggu berturut-turut. Ini artinya harga minyak turun ke level terendah dalam jangka waktu satu setengah tahun dan turun lebih dari 20% pada 2018.
Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch menjelaskan rendahnya harga minyak ini gagal memacu minat daya beli. Saat ini Amerika Serikat (AS) telah menjadi salah satu negara produsen minyak mentah terbesar di dunia. AS menghasilkan 11,6 juta barel per hari melebihi Arab Saudi dan Rusia.
"Produksi minyak hampir mencapai rekor tertinggi," kata dia.
Desember tahun ini, negara yang tergabung dalam organisasi eksportir minyak termasuk Rusia sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah tahun depan hingga 1,2 juta barel per hari, atau lebih dari 1% dari konsumsi global.
Menteri Energi Rusia, Alexander Novak menjelaskan pada Kamis pekan ini Rusia juga akan memangkas produksi minyak mentah di kisaran 3 juta hingga 5 juta barel pada paruh pertama 2019.
Novak juga menjelaskan keputusan AS untuk mengizinkan sejumlah negara menjual minyak Iran pasca sanksi Teheran adalah salah satu kesepakatan OPEC. Impor minyak mentah Iran oleh pembeli di Asia mencapai level terendah dalam lima tahun terakhir.(dtf)