Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima kunjungan PP Pemuda Muhammadiyah. Bamsoet berharap Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) kepemudaan, dapat mendinginkan suasana politik.
"Karena pemilihan hanya berlangsung beberapa jam, harapan kita di DPR tidak boleh menimbulkan luka atau dendam, apalagi berpotensi merusak atau memecah persatuan dan kesatuan kita sebagai sesama anak bangsa. Nah, inilah posisi PP Pemuda Muhammdiyah sebagai salah satu ormas pemuda Indonesia mengambil bagian di situ," kata Bamsoet di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
"Mendinginkan suasana, mendinginkan abang-abang kita, bapak-bapak kita dan yang berada di timses A dan B, diingatkan 'jangan gitu dong, Bang, Bapak', saling mengingatkan terkait posisi pemuda. Harapan saya di situ," imbuhnya.
Menurut Bamsoet, suasana politik saat ini dipenuhi dengan beragam pernyataan, baik yang menyejukkan atau memanaskan. Bamsoet berharap Pemuda Muhammadiyah dapat mengambil posisi tengah dan mendukung siapa pun presiden yang terpilih nantinya.
"Kalau sekarang di antara dua timses itu tengah berupaya memoles jago-jagonya dan menyerang jago-jago lawannya, ya itu kita tempatkan pada ruang pemakluman sekaligus kita mengingatkan tidak boleh lagi diteruskan praktik-praktik persaingan atau konetstasi saling menyerang, tapi dibangun persaudaraan dengan saling meninggikan calon kita masing-masing tanpa merendahkan lawan, itu barangkali praktik yang harus kita lakukan," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, juga menyampaikan beberapa hal kepada Bamsoet. Ia berharap anggota DPR juga dapat menjadi penengah dan tidak menambah persoalan yang meresahkan masyarakat.
"Kami berharap DPR itu tetap menjaga ketokohan dan tidak menjadi salah satu aktor pemecah di tengah-tengah politik seperti ini. Jadi harapannya kepada semua anggota DPR menjadi penengah di tengah pertarungan yang sangat ketat seperti ini, jangan malah menambah persoalan-persoalan baru atau menginformasikan persoalan-persoalan yang mungkin bisa jadi sangat meresahkan di tengah masyarakat," ucap Sunanto di lokasi yang sama.
Sunanto, yang hadir bersama 20 pengurus PP Pemuda Muhammadiyah, juga meminta DPR mengutamakan pembahasan 8 RUU. RUU yang dimaksud meliputi RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol, RUU tentang Kewirausahaan Nasional, RUU tentang Ekonomi Kreatif, RUU tentang Pendidikan Keagamaan dan Pesantren, RUU tentang Sumber Daya Air, RUU tentang Energi Baru dan Terbarukan, RUU tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha, RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual.
"Tadi ada 8 UU yang kami utamakan untuk segera diselesaikan dan sudah dijawab mungkin dalam waktu ini ada 5 yang segera diselesaikan, juga sebelum akhir masa jabatan," sebutnya.
Selain itu, Sunanto juga meminta DPR turut mendorong pemerintah menyelesaikan pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, kasus korupsi suap Meikarta, dan mendorong pemerintah terkait rendahnya industri pangan. Sunanto juga meminta DPR memperhatikan kasus terorisme.
"Selanjutnya bahwa penanganan kasus Novel, kasus Meikarta dan sebagainya saya kira DPR segera untuk juga mendorong," sebut Sunanto.
Lebih lanjut, Sunanto meminta DPR memperhatikan agar isu SARA tidak dijadikan sebagai alat politik. Sunanto juga berharap Pemuda Muhammadiyah dilibatkan dalam penyampaian isu dan masukan terhadap putusan-putusan yang akan diambil di DPR.
"Jadi tadi SARA, kami berharap bahwa itu tidak dijadikan alat politik kekuasaan semata bahkan itu menjadi jargon dan keutamaan dalam isu-isu yang dibangun oleh para politisi. Dan yang terakhir kami siap bekerja sama mendorong Pemuda Muhammadiyah untuk membangun bangsa dan mendorong isu-isu regulasi yang ada di DPR, misalnya membantu dan menyampaikan isu-isu," kata Sunanto.
Sunanto menegaskan Pemuda Muhammadiyah kerap melakukan beragam kajian. Kajian itu diharapkan dapat memberikan masukan dan perspektif lain bagi DPR.
"Tentang bagaimana kajian tentang alkohol, kekerasan, ekonomi kreatif, energi terbaru dan terbarukan, itu kami selalu mengkajinya dan sudah ada bidangnya. Sehingga kami juga mencoba untuk memberikan masukan dalam perspektif kami," pungkasnya. dtc