Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tebing Tinggi. Ratusan pengemudi becak bermotor (betor) di Kota Tebing Tinggi kembali melakukan aksi demo menuntut agar Pemerintah Kota Tebing Tinggi membubarkan system angkutan online ‘Gojek’ yang telah beroperasi sekitar empat bulan lalu di kota itu, karena sejak beroperasinya gojek para penarik betor mengaku nyaris kehilangan mata pencarian akibat penumpang betor mulai sepi.
Aksi demo yang dilakukan ratusan penarik becak bermotor pada hari Senin (28/1/2019), di depan kantor Walikota Tebing Tinggi di Jalan Sutomo itu merupakan aksi yang ketiga kalinya, sebab hingga kini pemerintah Kota Tebing Tinggi dianggap belum serius dalam menanggapi tuntutan mereka.
“Pemko Tebing Tinggi hanya terus memberi janji gojek akan dihentikan, tapi kenyataannya hingga hari ini hal itu hanya omong kosong saja, sementara penghasilan kami setiap harinya semakin berkurang sejak gojek beroperasi disini,” kesal Hendra (38), salah seorang penarik betor.
Dalam aksinya, para penarik becak bermotor yang berjumlah ratusan orang ini juga mengaku sangat menentang keras adanya gojek atau ojek online di Kota Tebing Tinggi, mereka memohon kepada pemerintah Kota Tebing Tinggi agar segera memberhentikan beroperasinya gojek ini.
“Apabila gojek tetap beroperasi dan tidak diberhentikan, maka dikhawatirkan akan terjadi gesekan antara para penarik becak bermotor dan gojek di lapangan, dan hal ini tentunya tidak dapat dielakkan dan dipastikan bisa saja terjadi, untuk itu kami menuntut pemerintah kota agar menolak kehadiran gojek di Tebing Tinggi,” ujar kordinator aksi, Muhammad Isnan Taufiq Siregar.
Taufik Siregar bersama sejumlah penarik bettor saat diterima di aula gedung baru Pemko Tebingtinggi oleh sejumlah kepala dinas terkait, antara lain Kadis Kominfo Dedi P Siagian, Kadis Perizinan Terpadu H Surya Darma, Kadis Perhubungan H Safrin Efendi Harahap, mewakili Kasat Pol PP Benny Hutajulu dan Kasat Sabhara Polres Tebingtinggi AKP Cahyadi, juga menyampaikan kekecewaan mereka karena tidak bisa bertemu langsung dengan Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan yang dikatakan sedang berada di luar kota.
“Kami sangat kecewa, karena setiap kali kami melakukan aksi demo, bapak Walikota Tebing Tinggi sepertinya menghindar dan tidak ingin menerima keluhan kami masyarakatnya. Seharusnya beliau hadir di tengah-tengah para pendemo dan menenangkan kami para penarik betor yang juga adalah masyarakat Tebing Tinggi, karena masyarakat yang memilih Walikota, dan dana yang dipergunakan Walikota adalah dana rakyat,” ucap Taufik Siregar.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Kominfo Dedi P Siagian mengakui jika pemko Tebing Tinggi tidak memiliki daya untuk memberhentikan gojek, karena aplikasi gojek tersebut berasal dari pusat. Namun begitu, pemerintah Kota Tebing Tinggi akan menyurati Kementrian Kominfo agar segera melayangkan surat ke daerah mengenai pengoperasian ojek online yang dianggap menimbulkan ketimpangan sosial serta menyebabkan dapat terjadinya ketidak kondusifan di kota itu.
“Kita akan segera mengambil kebijakan agar jangan sampai terjadi hal - hal yang tidak diinginkan kedepannya,” tegas Dedi P Siagian.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM.PTSP) H Surya Darma, dikatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin terkait penggunaan aplikasi Gojek di kota Tebing Tinggi. “Jangankan Tebing Tinggi yang termasuk kota kecil, di kota Medan, Siantar dan daerah lainnya tidak ada mengeluarkan izin aplikasi Gojek,” katanya.
Usai mendengarkan keterangan dari Kadis Kominfo Dedi P Siagian dan Kadis DPM.PTSP Surya Darma, para penarik becak bermotor akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Aksi demo ratusan penarik betor yang mendapat pengawalan ketat dari personil kepolisian Polres Tebing Tinggi ini juga sempat menutup sebagian ruas Jalan Sutomo Kota Tebing Tinggi.