Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kapoldasu, Irjen Pol Agus Andrianto, diminta turun tangan untuk memeriksa alih fungsi hutan yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
"Sebagai putra Tapsel yang peduli masa depan hutan, saya yakin atas atensi Kapolda Sumut untuk memberantas mafia tanah dan alih fungsi hutan lindung di Sumut. Termasuk di Tapsel, jadi kita minta tim poldasu turun," kata Ketua Forum Pembaharu Tapsel, Suheri Haharap kepada medanbissnisdaily.com di Medan, Minggu (5/2/2019).
Suheri menegaskan, sejak tahun 1980-an sudah banyak terjadi pembalakan liar di wilayah hutan Tapsel secara terus menerus. Bahkan sudah beralih akibat masuknya pengusaha yang memanfaatkan hutan lindung menjadi perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan PLTA di Batang Toru dan beberapa lokasi lainnya di Tapsel. "Jadi, kami yakin ini sangat massif dan sistematis," ungkap Suheri yang juga dosen UINSU Medan
Dia menegaskan, antusias Kapolda harus diapresiasi semua pihak, ini bukti pembelaan bagi warga Sumut. "Kita akan terus mendapatkan kerugian dan kesulitan kalau hutan lindung kita diambil alih untuk kepentingan perusahaan besar. Kita yakin di Tapsel akan terungkap yang ditutupi selama ini. Kami menduga di berbagai kawasan hutan lindung seperti gunung Lubuk Raya dan gunung Sibualbuali masih terdapat wilayah hutan lindung, tapi sudah beralih fungsi. Jangan ada yang kebal hukum di negeri ini," kata Suheri.
Suheri juga menduga terdapat ada kongkalikong tentang pemberian izin penguasaan lahan, izin lingkungan, dan izin usaha berbagai aktifitas dan pengelolaan hutan. "Kami tunggu jajaran kepolisian mengungkap kasus alih fungsi hutan di Tapsel dan mahasiswa yang berasal dari Tapsel diminta aktif berkontribusi dan mengawasi bahkan melakukan investigasi kawasan hutan dan berbagai program kebijakan pemerintahan di Tapsel," tegas Suheri.
Suheri mengajak semua pihak bersatu untuk memberantas mafia tanah dan alih fungsi hutan lindung. "Jangan kita diam dan apatis, 20 tahun kedepan anak cucu kita akan merasakan dampak pembangunan. Pertambahan jumlah penduduk dan pendatang akan mengakibatkan munculnya masalah baru dan ancaman bagi kehidupan sosial," katanya.
Di bagian lain dampak alih fungsi hutan ini, katanya, bertambahnya kemiskinan dan pengangguran di desa akan membuat Tapsel tertinggal jauh dari kemajuan sumber daya manusia. "Meski kita kaya dari sumber daya alam. Tidak untuk sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. Mari kita kawal kawasan hutan lindung di Tapsel. Ini kami anak Angkola Sipirok," tegas Suheri.