Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Caracas. Presiden Venezuela Nicolas Maduro bertekad untuk tidak mengkhianati negaranya dengan menyerah pada keinginan pemerintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menggulingkan pemerintahannya. Maduro pun meminta komunitas internasional untuk menghentikan kegilaan pemimpin Amerika itu.
Hal tersebut disampaikan Maduro dalam wawancara dengan media Rusia, RT Spanish TV seperti dilansir media Press TV, Rabu (6/2/2019). Maduro mengatakan bahwa dirinya tak ingin dikenang sebagai pemimpin yang menunjukkan kelemahan dan ketidakpedulian pada negaranya.
"Saya tidak peduli bagaimana saya akan mencatat sejarah. Saya tidak akan menjadi pengkhianat, orang yang lemah, seperti orang yang melupakan komitmen bersejarahnya kepada rakyatnya," tutur Maduro.
Venezuela saat ini telah mengalami krisis politik yang makin parah setelah pemimpin oposisi Juan Guaido memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara negara tersebut. Trump pun dengan cepat menyatakan dukungan untuk Guaido, sebuah langkah yang menimbulkan kemarahan pemerintah Venezuela.
"Saya memanfaatkan setiap alat komunikasi untuk meminta seluruh dunia mengecam dan menghentikan kegilaan Donald Trump. Venezuela tidak akan pernah menyerah, "ujar Maduro seraya menekankan bahwa "gelombang hati nurani secara global akan mengarah pada penolakan presiden Amerika."
Selain AS, Kanada, Australia dan beberapa negara-negara Amerika Latin juga ikut mengakui Guaido, yang kini berupaya melengserkan Maduro secara paksa agar dirinya bisa membentuk pemerintah transisi dan menggelar pemilu.
Pekan ini, negara-negara Eropa beramai-ramai mendukung Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Spanyol, Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Austria, Swedia dan Denmark menyampaikan pengakuan nyaris bersamaan pada Senin (4/2) waktu setempat.
Adapun Rusia dan China yang telah mengucurkan investasi dan pinjaman hingga miliaran dolar AS terhadap Venezuela, terang-terangan mendukung pemerintahan Maduro. (dtc)