Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Badan Pemenangan Daerah Prabowo-Sandi Provinsi Sumut, Gus Irawan Pasaribu, mengatakan, keberhasilan seorang presiden atau kepala negara bukan diukur dari berapa banyak infrastruktur yang dibangun. Menurut Ketua DPD Partai Gerindra Sumut ini, kebanggan Presiden Jokowi atas pembangunan infrastruktur dalam kurun waktu 4 tahun terakhir malah membuat aneh.
"Infratruktur sebenarnya men-downgrade (menurunkan) nalar atau bahasanya akal sehat. Masa keberhasilan presiden diukur dari infrstruktur, bukan. Tujuan kita berbangsa dan bernegara apa sesungguhnya? Di pembukaan UUD 1945, di akhirnya masyarakat bisa aman damai, sejahtera. Jadi inti berbangsa dan bernegara adalah kesejahteraan rakyat," kata Gus usai kegiatan deklarasi dukungan caleg PBB se Sumut kepada Prabowo-Sandi, di Medan, Minggu (10/2/2019).
Ketua Komisi VII DPR-RI ini menyebut, untuk mencapai kesejahteraan banyak prasyarat yang harus dipenuhi, antara lain infrastruktur, BBM dan sebagainya.
"Jadi infrstruktur adalah alat mencapai kesejahteraan, jadi ukurannya kesejahteraan. Infratruktur itu urusannya BUMN yang karya. BBM satu harga, saya merasa direndahkan betul keberhasilan presiden diukur oleh BBM satu harga," terangnya.
Mantan Dirut Bank Sumut ini mengaku sudah dimintai masukan oleh tim pemenangan mengenai debat ke dua pada 17 Februari 2019, yang mengambil tema insfrastruktur, serta energi.
"Saya sudah dimintai masukan. Pasti nanti yang paling dibanggakan itu infrasruktur, kedua BBM satu harga. Dari dulu BBM satu harga, di penyalur atau SPBU yang berbeda. Sudah berapa rupanya SPBU yang dibangun dalam rangka BBM satu harga, ternyata hanya 130 unit di Indonesia yang terdiri dari 17.500 pulau lebih, gak ngefek itu," tegasnya.