Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kecaman atas pernyataan Gus Irawan Pasaribu yang menyebutkan kepolisian melakukan intervensi dengan cara mengintimidasi kepala lingkungan di Kota Medan agar mendukung pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf mulai bermunculan. Khususnya dari pendukung pasangan nomor urut 01.
Ketua Wilayah Rumah Kyai Ma'ruf Amin (KMA) Sumut, Aswan Jaya, mengatakan, pernyataan Gus Irawan yang juga Ketua Badan Pemenangan Daerah Prabowo-Sandi Sumut tersebut merupakan bentuk kepanikan, sekaligus kehilangan percaya diri untuk bisa memenangkan pasangan yang didukungnya di Pilpres mendatang.
"Jadinya dia tendensius dan sikapnya cenderung mengarah pada keinginan mengadu domba pihak kepolisian dengan kepala lingkungan se-Kota Medan," ungkap Aswan dalam pernyataannya, Senin (11/2/2019).
Terangnya, pernyataan Gus yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sumut itu sangat berbahaya karena bisa melukai wibawa seluruh kepala lingkungan, sekaligus juga wibawa kepolisian. Pada gilirannya masyarakat akan kehilangan kepercayaan, baik kepada kepling maupun polisi. Oleh karenanya, polisi harus segera memanggil dan memeriksa Gus Irawan atas pernyataannya yang telah diberitakan media secara luas.
"Pernyataan Gus Irawan semakin meyakinkan kami kalau pasangan Jokowi-Ma'ruf akan memenangkan Pilpres 17 April mendatang," ujar Aswan.
Kecaman lainnya datang dari Sekretaris Tim Kemenangan Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Kota Medan, Sastra. Katanya, Gus Irawan lewat pernyataannya telah terjadi intervensi yang terstruktur dan masif oleh kepolisian terhadap kepala lingkungan merupakan praktik sebuah permainan, di mana dia berperan sebagai korban, playing victim. Tujuan-tujuan agar pasangan capres yang didukungnya, yakni Prabowo-Sandi mendapatkan simpati dan rasa kasihan dari masyarakat.
"Karena Gus pernah memimpin KONI, saya yakin dia bukan tipikal orang yang suka memainkan pola playing victim. Tetapi sportif. Kami mengajak dia bermain sportif menggalang dukungan guna menggalang dukungan untuk pasangan capres masing-masing," tegas Sastra.
Katanya, biarlah rakyat memilih pasangan capres yang diyakininya tanpa harus membenturkan mereka dengan perangkat pemerintah (kepala lingkungan) serta aparat kepolisian.