Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bengkulu. Setelah mendarat di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung menuju kediaman dinas Gubernur Bengkulu. Jokowi menghadiri pembukaan Sidang Tanwir PP Muhammadiyah, di Bengkulu 'Bumi Raflesia'.
Jokowi tiba di lokasi acara yakni di halaman rumah dinas Gubernur Bengkulu, Pasar Jitra, Teluk Segara, Bengkulu, pukul 09.15 WIB, Jumat (15/2/2019). Jokowi tampak mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dibalut setelan jas warna hitam dan peci warna hitam.
Kehadiran Jokiwi disambut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan para petinggi Muhammadiyah lainnya. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan hymne Muhammadiyah 'Sang Surya' dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran.
Tema yang diangkat dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah ini yakni 'Beragama yang Mencerahkan'. Jokowi sendiri nantinya akan membuka can berpidato dalam pembukaan forum tertinggi di bawah Muktamar Muhammadiyah tersebut.
Dalam sambutan selamat datangnya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mursya menyampaikan terima kasih kepada Jokowi dan rombongan yang berkenan menyambangi Bengkulu.
"Kami menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih secara khusus kepada Bapak Presiden, menteri Kabinet Kerja dan seluruh peserta Tanwir di Bumi Raflesia tempat lahirnya Ibu Negara pertama, Ibu Fatmawati Soekarno," katanya.
Dia berharap Sidang Tanwir tersebut bisa berjalan dengan baik dan khidmat. "Sehingga menghasilkan putusan yang produktif dan strategis dalam persarikatan Muhammadiyah," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan alasan pemilihan Bengkulu sebagai lokasi Sidang Tanwir Muhammadiyah ke-2 kali ini. Ini tak lepas dari banyaknya tokoh Muhammadiyah yang lahir di Bengkulu.
"Kami menyelenggarakan Tanwir di Bengkulu atas pertimbangan Bengkulu punya sejarah lahirnya tokoh Muhammadiyah dan tokoh bangsa. Hasan Din adalah konsul Muhammadiyah, dia juga pengusaha ternama dan ayah dari Ibu Negara, Ibu Fatmwati. Dan di Bengulu juga seorang Soekarno beberapa tahun di sini pernah menjadi Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah. Juga ada tokoh Tionghoa Muslim Karim Oey yang juga pengusaha besar dan perintis bahkan pendiri persatuan Islam Tionghoa Indonesia, juga tokoh Muhammadiyah," jelasnya.
"Makanya kami ingin mengenang jejak dan menyambung mata rantai para tokoh yang hadir tidak hanya untuk Muhammadiyah tapi juga untuk bangsa dan negara," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Haedar juga mengingatkan soal pose saat foto bersama dengan Jokowi. "Bila ingin berfoto bersama, beraksilah dengan riang gembira, tidak perlu mengangkat pose jari tangan 1 atau 2, kasihanilah nasib jari 8 sampai 9 lainnya. Jangan sampai jari 8 hingga 9 jari lain itu meminta pertanggungjawaban si empunya," kata Haedar.
Hadir dalam acara ini Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menkominfo Rudiantara dan Kepala Staf Kepresidenan. (dtc)