Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Marelan. Agung Setiawan, warga Jalan Kapten Rahmad Buddin Gang Sawo ini memiliki hobi unik. Di usianya yang masih belia, 10 tahun, Agung justru tertarik dengan dunia dalang dan bercita–cita menjadi dalang internasional.
Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Muhammad Ridwan Satrio dan Sarwiyah ini berlatih dalang sejak usia tujuh tahun. Meski begitu, Agung pernah tampil menjadi dalang di beberapa tempat, seperti di Medan Marelan, Rantau Parapat, Serdang Bedagai dan Tanjung Morawa, terutama pada saat acara suroan.
Saat ditemui medanbisnisdaily.com di rumahnya, Selasa (19/2/2019), Agung terlihat sedang berlatih memainkan wayang. Ia mengaku punya peralatan dalang yang komplit. Ada sejumlah tokoh wayang, geber atau layar, kotak perkakas wayang dan peralatan gamelan lengkap demi menunjangnya dalam berlatih dalang.
Semua peralatan ini didapatkan dari orangtuanya, Muhammad Ridwan Satrio, tokoh masyarakat Pujakesuma di Medan Marelan yang gemar membudayakan kesenian Jawa.
"Peralatan ini adalah inventaris ayah dan setiap hari saya pakai untuk berlatih," ujar pelajar SDN 064009, Jalan Kapten Rahmad Buddin, Pasar 5, Medan Marelan, Kota Medan tersebut.
Sejak usia 8 tahun Agung sudah tampil sebagai dalang, dimulai saat pagelaran dalang remaja dan cilik. Agung tampil bersama dalang cilik asal Rantau Prapat, Sunarno, dari Asahan bersama Santo dan Bayu, serta dari Medan Marelan bersama Dwi Setiawan.
Agung menuturkan, meski telah rutin latihan, terkadang ia juga menemui kesulitan saat menghidupkan tokoh-tokoh pewayangan dengan suaranya yang khas agar penampilan benar-benar hidup. Bahkan ia juga pernah mengalami kehabisan suara saat berlatih.
"Karena sering berlatih menjadi dalang, hal tersebut tidak lagi menjadi kendala, semua kesulitan bisa diatasi," ujarnya.
Pengagum dalang, Mas Bayu Aji Pamungkas asal Pulau Jawa dan Bayu, dalang remaja asal Rantau Parapat ini mengatakan, sebelum berlatih dia harus sudah menghafal tokoh-tokoh yang terkenal di pewayangan, serta alur ceritanya. Lalu, dipraktekkan saat berlatih.
"Cerita pewayangan yang sering didalangi adalah kisah Gatot Koco Senopati Prakoso, mengisahkan tentang Gatot Koco yang perkasa melawan orang-orang Kurowo," ujarnya.
Selain itu, lewat wayang, Agung yang lahir di Medan Marelan, 8 Agustus 2009, mampu mengisahkan "Gatot Koco Rebutan Kikis", rebutan lahan kerajaan antara Gatot Koco dengan para buton.
Orangtua Agung, Muhammad Ridwan, mengatakan, putra bungsunya itu memang sudah memiliki bakat dan juga keinginan yang kuat untuk menjadi dalang. Bahkan, Agung belajar secara otodidak, karena sering melihat langsung pagelaran wayang di beberapa tempat dan menonton wayang lewat siaran salah satu televisi.
“Saya hanya mengarahkan saja, ketika Agung menggunakan peralatan wayang, agar gerakan yang ditampilkan benar-benar hidup dan terlihat menarik perhatian orang yang menontonnya," ujar Ridwan yang menjabat sebagai Ketua Bidang Seni Budaya DPW Pujakesuma Sumut