Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. PT North Sumatera Hydro Energi (NSHE) selaku pengelola PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW, mengusung misi silaturahmi saat berkunjung ke redaksi medanbisnisdaily.com, Jalan S Parman Medan, Kamis (21/2/2019).
Mereka mengakui tersumbatnya arus informasi perseroan ke publik, telah dimanfaatkan sejumlah pihak menyerang PLTA Batang Toru selama ini. Salah satunya soal serangan isu genangan air. Tak tanggung-tanggung, PLTA Batang Toru disebutkan bakal menggenangi sekitar 9.600 hutan Batang Toru.
"Oleh para manajemen terdahulu sebelum kami, banyak informasi yang tidak tersampaikan dengan baik sehingga menimbulkan multitafsir di masyarakat," ujar Senior Advisor Lingkungan NSHE, Agus Djoko Iswanto.
Dia yang datang bersama Dwipo Kuncoro, Konsultan Komunukasi NSHE dari Intermax Communications, menepis isu PLTA Batang Toru bakal menggenangi 9.600 hektare.
Menurutnya NSHE punya dasar. Pertama karena luas lahan yang akan digenangi untuk keperluan menggerakkan pembangkit, hanya 90 Ha, itupun sudah termasuk badan sungai 24 hektare. Bahkan total keseluruhan lahan yang dibutuhkan untuk operasional PLTA Batang Toru, hanya 122 Ha, yakni 90 Ha genangan dan sisanya antara lain perkantoran dan pembangkit.
Beda dengan Waduk Jati Luhur, kata Agus. Meskipun dengan kapasitas 510 MW, PLTA Batang Toru tidak akan menngunakan 8.300 Ha sebagaimana luas lahan Waduk Jati Luhur untuk kapasitas 180 MW. "Isu menggenangi 9.600 lahan di hutan Batang Toru, sangat menyudutkan kami. Ini sama sekali tidak betul. Jangankan desa sekitar, pembangkit kami pun ikut tenggalam. Masa kami menenggelamkan diri kami sendiri," ujar Agus dengan nada bercanda.
Dijelaskannya juga bahwa lokasi PLTA Batang Toru terletak di kawasan Batang Toru di Sipirok dan Marancar yang masuk dalam kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dan tidak masuk dalam kawasan hutan.
Di samping isu genangi 9.600 hektare lahan, PLTA Batang Toru juga direpotkan dengan isu bahwa daya listrik yang nantinya dihasilkan pihaknya, seluruhnya untuk men-support aktivitas tambang di Batang Toru.
Merujuk isu itu, kata Agus, bisa saja diarahkan ke PT Agincourt Resources, selaku pengelola Tambang Emas Martabe. Namun berdasarkan data PLN Wilayah Sumut, Agincourt sejak November 2017, memasok 30,1 MVA listrik dari PLN. Isu lain yang berkembang adalah soal pengrusakan lingkungan dan absennya perseroan dalam memelihara keberlangsungan hidup perhutanan, termasuk orangutan.
"Nah kalau dibilang ada gangguan, ya kami tidak menyangkal itu. Namun kami tidak pernah merusak lingkungan dalam konteks ketentuan yang ada. Kami memiliki Amdal," kata Agus.
Karena itu secara alami, pembangunan PLTA Batang Toru menurutnya tetap mengedepankan pentingnya mempertahankan kelestarian keragaman hayati, termasuk satwa di wilayah Batang Toru.
Sejatinya kehadiran PLTA Batang Toru, lanjut Agus, adalah untuk mendukung program pemerintah membangun 35.000 MW. Dalam mendukung upaya itu, sehingga PLTA Batang Toru rela menginvestasikan US$1,6 miliar atau sekitar Rp 20 triliun lebih. "Kami hadir dengan energi baru terbarukan, yaitu memanfaatkan air sungai Batang Toru," katanya.
Dengan energi baru terbarukan itu, pihaknya juga mendukung target pemerintah mendukung 23% energi baru terbarukan di 2025. Kemudian PLTA Batang Toru akan mengurangi peran Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). "Pilihan pada PLTA karena lebih bersih dan lebih berkesinambungan. Karena itu kehadiran PLTA Batang Toru akan mendukung pengurangan emisi karbon nasional. Proyek kami ini akan memberikan kontribusi pengurangan emisi karbon sebesar 1,6-2,2 MTon/tahun atau sebesar 4% dari target nasional," terangnya.
Ditambahkannya pula bahwa PLTA Batang Toru dibangun tidak di atas sesar, tetapi dibangun untuk tahan gempa dengan mengadopsi praktek terbaik dari ketentuan nasional dan intemasional terbaru yang berlaku, seperti pedoman untuk desain dan pelaksanaan bendungan beton dari Balai Bendungan, dan international Commission on Large Dams (ICOLD).
Lalu kemana dijual listrik yang dihasilkan PLTA Batang Toru?. Agus Djoko Ismanto menyebutkan daya listrik sepenuhnya akan dialirkan oleh PLN. "Perjanjian jual belinya atau Power Purchase Agreement (PPA) sudah kami sepakati dengan PLN," sebutnya.
Lalu soal tenaga kerja, pihaknya mempekejarkan hingga 2.000 orang. Dari jumlah itu diantaranya 75% tenaga kerja dalam negeri termasuk lokal, dan sisanya dari asing. "Kita tetap lebih memprioritaskan kebutuhan tenaga kerja lokal," tambahnya.
Pemimpin Redaksi medanbisnisdaily.com, Bersihar Lubis, mengapresiasi investasi PLTA Batang Toru. Bersihar menyarankan agar kran informasi yang penting diketahui masyarakat, agar terus dipublikasikan.
"Informasi yang sebenarnya terjadi, silahkan saja disampaikan. Publik akan ikut mengontrol saya kira daripada informasi sama sekali tidak ada, tentu menimbulkan banyak persepsi dan bisa saja dikemas banyak pihak untuk kepentingan tertentu," ujar Bersihar.
Turut hadir pada kesempatan itu, Pemimpin Umum medanbisnisdaily.com, Paul Kusuma dan Editor medanbisnisdaily.com, Hisar Hasibuan.