Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menggelar pertemuan dengan pejabat Bank Dunia (World Bank) dan Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini, di kantor Kemenko Kemaritiman.
Pertemuan tersebut membahas dukungan pendanaan dari Bank Dunia untuk eksplorasi panas bumi atau geothermal, disamping mengandalkan Geothermal Infrastructure Financing Fund (Pengelolaan Dana Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi/PISP) dari pemerintah yang disuntikkan ke PT SMI.
"Ada dari climate fund, sama dari World Bank, sama nanti dana dari PISP yang ada di SMI," terang Emma Sri Martini saat ditemui usai pertemuan dengan Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jumat (1/3/2019).
Dia menjelaskan, skema pendanaan yang melibatkan Bank Dunia itu dalam rangka meminimalkan risiko yang ditanggung oleh kontraktor yang melakukan eksplorasi.
"Exploration risk, kan geothermal itu kan kalau eksplorasi kan risikonya tinggi. Misalkan satu lubang saja kan bisa (memakan biaya) US$ 5 juta, dan belum tentu ada reserve-nya (cadangannya) kan, itu kan potensinya bisa jadi uang hangus," paparnya.
Apalagi, lanjut dia, dalam melakukan pengeboran panas bumi tidak bisa hanya dilakukan di satu titik. Pencarian cadangan panas bumi perlu dilakukan secara masif agar ditemukan cadangan yang tersedia.
"Nah kalau private investor harus suruh gambling misalkan 7 dikali 3 lubang itu kan 21, artinya bisa jadi itu jadi zonk cost, itu kan terlalu besar risikonya buat swasta," jelasnya.
Saat ini, skema pendanaan itu sedang dimatangkan. Targetnya di semester I 2019 ini sudah rampung dan diputuskan hasilnya. Dia juga belum bisa menyebutkan proyek pengeboran mana yang akan diberikan pendanaan itu.
"Targetnya mudah mudahan tahun ini ya (ada kesepakatan). Mudah mudahan semester 1 ya," tambahnya. (dtf)