Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Simalungun. Ratusan pengusaha dan anak buah kapal (ABK) kapal pariwisata di kota turis Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, beralih profesi menjadi buruh tani dan petani.
Sekretaris Koperasi Perkapalan Marihat Permai, B Siallagan, kepada wartawan, Senin (11/3/2019) mengatakan, pasca tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun dan longsor di Jembatan Siduadua 2018 lalu, wisatawan yang berkunjung ke Parapat sepi.
"Sudah wisatawan sepi,karena longsor di jembatan Siduadu 2018 lalu,wisatawan juga masih takut naik kapal pariwisata,karena trauma dengan tragedi KM Sinar Bangun,sehingga sudah hampir setahun ini banyak kapal pariwisat tidak beroperasi lagi, dan sebagian pengusaha kapal saat ini terpaksa beralih menjadi petani dan buruh tani," ujar Siallagan.
Menjadi petani dan buruh tani menurutnya terpaksa dilakukan ,karena tidak ada lagi sumber penghidupan keluarga,sejak wisatawan sepi.
Menurutnya anggota koperasi perkapalan Marihat Permai berjumlah 100 lebih,22 diantaranya pengusaha kapal dan ABK,serta pedagang asongan yang berjualan di sekitar dermaga.
Dia juga menyesalkan tidak adanya perhatian pemerintah terhadap nasib pengusaha kapal pariwisata di Parapat yang terpuruk saat ini.
Sebelumnya Ketua Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Simalungun, Husi Toni, juga mengatakan adanya penurunan omzet hingga 30% sejak wisatawan sepi. "Sejak wisatawan sepi memang omzet hotel dan restoran di Parapat turun hingga 30%, entah sampai kapan situasi ini," sebut Husin.