Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko angkat bicara soal terdakwa kasus penganiayaan Habib Bahar bin Smith yang mengancam Presiden Joko Widodo (Jokowi). Moeldoko menilai Bahar melakukan penggiringan opini.
Moeldoko menilai ancaman yang dikeluarkan Bahar kepada Jokowi tidak tepat. Sebab, apa yang dilontarkan Bahar membuat opini seolah kasus yang dialami Bahar merupakan intervensi dari Jokowi.
"Saya pikir itu tidak tepat bahwa seolah-olah presiden yang melakukan law enforcement, itu perlu belajar lagi itu Smith itu, bukan begitu bahwa semua persoalan hukum itu ada yang menangani," kata Moeldoko di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (14/3/2019).
Moeldoko menegaskan Jokowi tidak pernah melakukan intervensi hukum. Sehingga, salah besar jika ada anggapan bahwa proses hukum yang dialami Bahar merupakan intervensi dari Jokowi.
"Presiden sama sekali tidak pernah intervensi atas persoalan-persoalan hukum. Jadi kalau seolah-olah dituduhkan karena Pak Jokowi, ini salah sasaran salah alamat itu, bahwa semua hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran hukum adalah ditangani sepenuhnya oleh aparat penegak hukum tentunya," kata Moeldoko.
"Jadi presiden dalam konteks ini sama sekali tidak intervensi tidak ikut campur dan seterusnya atas proses hukum yang dijalani oleh saudara smith, jadi menurut saya tidak tepat," imbuhnya.
Moeldoko menambahkan, penggiringan opini seperti yang dilontarkan Bahar bukanlah hal baru. Penggiringan opini seperti itu kerap terjadi.
"Iya saya pikir dari dulu sudah bahwa sebuah penggiringan opini berjalan terus menerus semua persoalan selalu dikaitkan dengan Pak Jokowi, bahkan sandal hilang di masjid pun Pak Jokowi yang disalahkan, ini sebuah fenomena baru lucu yang berjalan di Indonesia," kata Moeldoko.
Termasuk, kata Moeldoko, saat politikus Partai Demokrat yang digerebek polisi diduga mengkonsumsi narkoba di sebuah hotel. Beberapa pihak lantas menyalahkan Jokowi atas kasus itu.
"Si Andi Arif yang sedang fly sedang menikmati hobinya, Pak Jokowi yang disalahin, ini gimana sih? Ada sebuah anomali berpikir kita itu, ini perlu diluruskan negara ini agar masyarakat tidak seenaknya mengarahkan sasarannya kepada Pak Jokowi khususnya, karena memang situasi sekarang ini situasi yang cukup mendukung bagi kelompok tertentu untuk mengarahkan targetnya kepada Pak Jokowi sehingga ada tujuan ganda," katanya.
Tujuan yang pertama, kata Moeldoko, melemahkan kepemimpinan seolah-olah negara dikelola oleh orang yang tidak mampu. Kedua, membuat opini memanfaatkan situasi untuk kepentingan politik praktis.
dtc