Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Hingga pukul 12.00 WIB, aksi demo dari Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SPAMT) Pertamina masing berlangsung. Polisi memediasi massa dengan pihak perusahaan PT Pertamina Patra Niaga yang dituntut oleh massa.
Mediasi dilakukan sejak pukul 11.00 WIB di pos pengamanan polisi di Monas, Jakarta Pusat. Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan dan Wakapolres Jakpus AKBP Arie Ardian memimpin mediasi yang dihadiri oleh perwakilan dari PT Pertamina Patra Niaga, perwakilan dari PT Gun selaku vendor PT Pertamina Patra Niaga dan 10 orang perwakilan dari serikat pekerja, salah satunya juru bicara SPAMT Wadi Atmawijaya.
"Ya kami sudah mediasi di sini yang bawa itu semua sudah kita kumpulkan antara transportir PT Gun dan pihak-pihak terkait termasuk juga massa yang hari ini melaksanakan kegiatan tadi pagi membawa kendaraan itu," ujar Kapolres Jakpus Kombes Harry Kurniawan di lokasi, Senin (18/3/2019).
Dalam mediasi itu, massa menyampaikan beberapa tuntutannya. Salah satunya adalah terkait permasalahan pelanggaran hak formatif di lingkungan perusahaan anak perusahaan PT Pertamina salah satunya PT Pertamina Niaga dan Elnusa Petropin.
"Kita telah dimediasi oleh instansi-instansi terkait dari mulai suku dinas tenaga kerja, kementerian tenaga kerja bahkan langsung oleh bapak menteri sendiri bapak Hanif Dakiri. Setelah itu lanjutannya juga sempat dimediasi oleh KSP dan sekretaris negara hingga sampai kita ditemui bapak presiden yaitu Joko Widodo, tapi balik lagi semua pihak-pihak yang kita temui tidak juga bisa menyelesaikan hak-hak normatif pekerja di lingkungan perusahaan BUMN," jelas Humas SPAMT Wadi Atmawijaya di lokasi, Senin (18/3/2019).
Selain itu, massa juga menuntut soal pemutusan kerja sepihak ribuan awak mobil tangki yang dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Aksi mereka juga untuk memperjuangkan hak para tenaga kerja yang memasuki masa pensiun.
"Kami yang mayoritas pekerja telah berpuluh-puluh tahun di-PHK secara tidak manusiawi hanya melalui SMS tanpa ada hak-hak sedikitpun yang dibayarkan. Hingga dampak bagi kita 120 anak-anak temen kita yang usia wajib belajar sudah putus sekolah. Yang kedua, 148 teman-teman kita yang memasuki usia pensiun harus hidupnya terlunta-lunta karena hak-hak tidak juga dibayarkan oleh anak perusahaan Pertamina yaitu PT Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petropin," jelasnya.
Mediasi terseut belum membuahkan hasil. Massa dijanjikan pertemuan lanjutan pada Rabu (20/3). Massa mengancam akan kerahkan kemampuan lebih besar jika pertemuan nanti tidak memuaskan mereka.
"Dan kami pun jika Hari Rabu tidak juga ada titik penyelesaian, tidak juga pihak perusahaan mau menyelesaikan, kami akan melakukan aksi yang di luar kemampuan di luar kewajaran bahkan kami akan melakukan aksi aksi kejutan lainnya," sambungnya.
Sementara Direktur PT GUN, Rudi Bratanusa menyampaikan pihaknya akan menampung keinginan massa.
"Ada beberapa item ya yang sudah disampaikan. Tapi, tentunya ini semua kan masih dalam proses negosiasi, kami harapkan ada titik temu dari tim kecil yang sudah dibentuk ini, yang Insya Allah, dalam waktu dekat ini kita akan bertemu lagi, sehingga apa yang sudah disepakati bisa dilaksanakan. Tinggal kita melanjuti lagi item yang masih dalam tahap negosiasi," jelas Rudi.(dtc)