Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah diharapkan terus mendorong produk dan jasa teknologi digital karya anak bangsa melalui berbagai kebijakan yang strategis untuk memperkuat neraca jasa di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan seiring dengan semakin terbukanya dunia digital maka diperlukan berbagai langkah dan dukungan pemerintah untuk memperkuat industri teknologi dan digital dalam negeri.
"Dunia terus bergerak dan harus ada langkah untuk bisa menempatkan diri sebagai pelaku, tidak hanya sebagai pasar sehingga perlu adanya keseriusan untuk membentuk ekosistem teknologi digital yang bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian negara," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/3/2019).
Dia yang berbicara di Focus Group Discussion (FGD) Neraca Ekonomi Digital itu hadir bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi dan Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi, Founder CakraTalk Novi Wahyuningsih, serta perwakilan Badan Inteligen Negara dan Bank Indonesia.
Sementara itu, Rudianta mengatakan pemerintah terus menerbitkan regulasi untuk mendorong perekonomian melalui aktivitas teknologi digital, yang tercakup dalam ekosistem teknologi digital. Menurutnya, ada tiga unsur penting dalam teknologi digital yakni perangkat, jaringan, dan aplikasi.
"Untuk perangkat pada 2015 kita sudah menetapkan TKDN (kebijakan tingkat komponen dalam negeri) dan itu terus kita dorong," jelasnya.
Adapun untuk aplikasi, sambung Rudiantara, pemerintah terus mendorong tumbuh kembang aplikasi-aplikasi lokal. Apalagi, jumlah start-up terus meningkat. Berdasarkan data Bekraf, 992 sudah tercatat berdiri di Indonesia hingga 2018 dan didominasi bidang usaha e-commerce, financial technology, dan games.
"Ini semua harus didukung. Salah besar kalau e-commerce itu justru mempermudah impor-impor barang karena hampir kebanyakan dari mereka itu adalah UMKM. Selain itu, kalau bisa kita semua itu menggunakan aplikasi lokal seperti PesanKita, CakraTalk untuk komunikasi," jelas Rudiantara.
Pada kesempatan yang sama Kepala Bekraf Triawan Munaf menuturkan ekonomi kreatif melalui teknologi digital mampu mendongkrak neraca jasa karena memiliki potensi yang sangat besar. Pasalnya, salah satu defisit dalam neraca jasa disebabkan oleh jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi.
Mengacu pada data Bank Indonesia, pada 2018 sektor tersebut menyumbang defisit sebesar US$ 1,58 miliar. Sementara itu, Bekraf menyebutkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB 2017 sebesar Rp 989,15 trilun atau 7,38 persen dari nilai PDB. Adapun aplikasi dan games berkontribusi terhadap nilai ekonomi kreatif sebesar Rp 19,11 triliun atau 1,93 persen.
"Oleh karena itu kita harus perkuat pemasaran barang-barang ekonomi kreatif termasuk teknologi digital buatan dalam negeri supaya punya ketahanan nasional dan tentunya menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki neraca jasa," ucapnya.
Dia menambahkan, teknologi digital juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan meskipun tidak dapat dipungkiri hal tersebut juga menciptakan disrupsi. Studi yang dilakukan McKinsey menyebutkan pada 2016 mengindikasikan 52,6 juta pekerjaan akan tergantikan dengan sistem automasi dan mesin berteknologi tinggi. Adapun pekerjaan baru yang akan tercipta dari teknologi digital sebesar 3,7 juta dalam 7 tahun ke depan.
"Sebenarnya ini tidak perlu dikhawatirkan. Penyebutan kata digital terjadi karena masih ada pilihan lain seperti analog, namun ke depannya semua akan serba digital. Disrupsi ini hanya persoalan waktu karena teknologi digital belum setttle down. Lama kelamaan akan ada jenis pekerjaan baru yang tercipta," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala BSSN Djoko Setiadi menambahkan penggunaan aplikasi lokal tidak hanya mampu mendorong perekonomian nasional akan tetapi juga meminimalkan risiko seperti pencurian data dan sebagainya.
"Dari sisi keamanan hati-hati menggunakan aplikasi dari luar karena mengandung kerawanan. Memang sebaiknya menggunakan yang lokal saja," tambahnya.(dtf)