Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sidikalang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, Nitawati Sitohang, menegaskan, jumlah kasus gigitan anjing di Kabupaten Dairi setiap tahun sangat tinggi. Di sisilain, ketersedian vaksin anti rabies (VAR) sangat sulit atau langka. Tetapi meski tinggi belum masuk kategori darurat wabah rabies.
Nitawati menjelaskan, Jumat (22/3/2019), setiap tahun jumlah warga Dairi yang terkena gigitan anjing terus meningkat. Untuk tahun 2017 jumlah kasus gigitan anjing sebanyak 633 kasus. Sementara di tahun 2018 sebanyak 507.
Pada awal tahun 2019 yakni periode Januari sebanyak 41 kasus, Februari sebanyak 25 kasus, dan Maret sebanyak 3 kasus gigitan anjing. Sementara untuk korban meninggal baru terjadi di tahun 2019 yakni 1 orang. Korban adalah warga Kelurahan Bintang Hulu, Kecamatan Sidikalang.
Nita menyebutkan, korban meninggal adalah jenis kelamin laki-laki berumur sekitar 28 tahun. Dia diduga kurang cepat mendapat perawatan medis. Pasalnya pria paruhbaya itu digigit anjing tahun 2018 dan dikabarkan keluarga membawa korban berobat ke dukun bukan mencari vaksin anti rabies.
Ia mengatakan, untuk saat ini VAR di Dairi kosong. "Kami hanya bisa meminta ke Dinkes Provinsi Sumatra Utara. Sudah 2 tahun terakhir Dinkes Dairi tidak bisa melakukan pengadaan vaksin dimaksud. Dimana bahan baku katanya sulit. Sebenarnya setiap tahun Dinkes terus memplot dana pada APBD untuk pengadaan VAR tetapi sudah 2 tahun ini tidak bisa karena katannya tidak ada bahan baku," tandasnya.
Ditambahkan Nitawati, untuk mengurangi jumlah kasus gigitan, Donkes terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui Puskesmas untuk penyuluhan kepada masyarakat bahaya gigitan anjing gila dimaksud. Kami juga menghimbau kepada masyarakat agar mau menyuntik binatang peliharaan itu. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati apalagi kesulitan mendapatkan VAR sekarang ini.