Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Damaskus. Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) diketahui banyak mengeksekusi mati warga negara asing yang disandera oleh mereka. Mulai dari wartawan Amerika, wartawan Jepang hingga relawan kemanusiaan asal Amerika dan Inggris serta warga negara Norwegia dan China, semuanya tewas dipenggal ISIS.
Pada Sabtu (23/3) lalu, Pasukan Demokrarik Suriah (SDF) yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) menyatakan ISIS telah dikalahkan total. Markas terakhir ISIS di Baghouz, Suriah telah berhasil dikuasai SDF. Bendera SDF dikibarkan di gedung-gedung Baghouz sebagai buktinya.
Seperti dilansir AFP, Senin (25/3/2019), pada masa kejayaannya, ISIS banyak melakukan eksekusi kejam yang seringkali direkam kamera untuk ditampilkan ke dunia sebagai video propaganda. Eksekusi mati yang dilakukan ISIS sangat keji, dengan beberapa sandera dipenggal di depan kamera dan ada yang dibakar hidup-hidup.
Berikut daftar warga asing yang disandera dan tewas di tangan ISIS:
2 Wartawan Amerika
James Foley (40) dan Steven Sotloff (31) tewas di tangan ISIS pada tahun 2014. Keduanya diculik dan disandera sebelumnya akhirnya dipenggal secara keji.
Pada 19 Agustus 2014, ISIS memposting sebuah video yang menunjukkan militannya memenggal Foley, seorang wartawan foto freelance asal AS. Diketahui bahwa Foley diculik ISIS di Suriah bagian utara pada November 2012.
Foley menjadi wartawan AS pertama yang dieksekusi mati oleh ISIS. Dia dikenal sebagai wartawan foto berpengalaman yang pernah meliput konflik di Libya, sebelum melakukan peliputan di Suriah usai terjadi pemberontakan melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Foley menjadi koresponden freelance untuk media-media seperti Global Post, AFP dan beberapa outlet media internasional lainnya.
Video pemenggalan Foley juga menunjukkan Sotloff, seorang reporter AS, yang dikawal seorang militan ISIS berpakaian serba hitam. Dalam video itu, si militan ISIS memperingatkan bahwa Sotloff juga akan dibunuh, jika Presiden AS saat itu, Barack Obama, tidak menghentikan serangan udara terhadap ISIS di Irak.
Baik Foley maupun Sotloff sama-sama memakai seragam oranye yang mirip dengan seragam yang dipakai tahanan terorisme di Guantanamo, Kuba atau di Abu Ghraib, Irak yang dikelola AS.
Pada 2 September 2014, ISIS mengklaim telah memenggal Sotloff. Diketahui bahwa Sotloff bertahun-tahun bekerja sebagai wartawan di beberapa negara muslim, sebelum dilaporkan diculik di Suriah pada Agustus 2013.
Dalam video yang diposting bersamaan klaim pemenggalan itu, Sotloff terlihat berlutut di sebuah gurun dengan di dekatnya terdapat seorang pria bermasker yang membawa sebilah pisau. Dalam video itu, ISIS mengecam serangan udara AS terhadap ISIS dan memperkenalkan sandera lainnya, David Haines asal Inggris, yang disebut juga akan dieksekusi mati.
Relawan Kemanusiaan Amerika dan Inggris
Pada 13 September 2014, ISIS menyatakan telah memenggal David Haines (44), sandera asal Inggris yang berprofesi sebagai relawan kemanusiaan. Haines diketahui diculik di Suriah pada Maret 2013, saat bekerja untuk sebuah organisasi non-pemerintah yang berkantor di Paris, Prancis.
Pemenggalan Haines ini dilakukan ISIS untuk memperingatkan Inggris yang bergabung dengan koalisi pimpinan AS dalam melawan ISIS.
Saat itu, ISIS juga mengancam akan mengeksekusi mati seorang relawan kemanusiaan asal Inggris lainnya bernama Alan Henning (47).
ISIS kemudian merilis video pada 3 Oktober 2014 yang isinya mengklaim Henning telah dipenggal. Henning yang seorang mantan sopir taksi ini diculik pada akhir tahun 2013, saat dia menjadi relawan pengemudi untuk misi kemanusiaan di Suriah.
Dalam video yang sama, ISIS menunjukkan seorang sandera lainnya bernama Peter Kassig (26) asal AS dan mengancam akan menjadikannya sebagai korban selanjutnya. Pada 16 November 2014, ISIS menyatakan Kassig telah dipenggal.
Kassig yang merupakan mantan tentara ini diketahui mendirikan sebuah organisasi kemanusiaan tahun 2012 dan bekerja sebagai relawan kemanusiaan di Lebanon dan Suriah. Dia diculik ISIS pada Oktober 2013. Laporan menyebut Kassig menjadi mualaf selama disandera ISIS dan berganti nama menjadi Abdul Rahman.
Dalam video pengumuman pemenggalan Kassig, ISIS juga mengklaim telah memenggal 18 pria yang disebut sebagai tentara militer Suriah.
Kontraktor dan Wartawan Jepang
ISIS merilis video pada 24 Januari 2015 yang isinya mengklaim pihaknya telah memenggal seorang warga Jepang bernama Haruna Yukawa (42).
Yukawa diketahui merupakan seorang kontraktor keamanan asal Jepang. Dia diculik ISIS di Suriah pada Agustus 2014.
Pada 31 Januari 2015, ISIS mengumumkan telah mengeksekusi mati warga Jepang lainnya bernama Kenji Goto (47). Goto dikenal sebagai wartawan perang yang sangat dihormati. Dia diculik ISIS saat mencari keberadaan Yukawa di Suriah.
Pilot Tempur Yordania
Pada 3 Februari 2015, ISIS kembali merilis video yang menunjukkan seorang pilot pesawat tempur asal Yordania, Letnan Pertama Maaz al-Kassasbeh (26). Dalam video itu, Kassasbeh dibakar hidup-hidup di dalam sebuah kandang besar dari besi.
Kassasbeh ditangkap ISIS pada Desember 2014 setelah pesawat tempurnya jatuh di Suriah. Yordania diketahui menjadi bagian dari koalisi internasional yang memerangi ISIS di Suriah. Sebagai respons atas eksekusi mati Kassasbeh, militer Yordania melancarkan serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS.
Warga Norwegia dan China
Pada 18 November 2015, ISIS mengumumkan telah mengeksekusi mati sandera asal Norwegia bernama Ole-Johan Grimsgaard-Ofstad (48) dan sandera asal China bernama Fan Jinhui (50). Pengumuman itu disampaikan sekitar dua bulan setelah ISIS meminta uang tebusan untuk pembebasan kedua sandera asing tersebut.
Grimsgaard-Ofstad diketahui diculik ISIS sesaat setelah tiba di Suriah pada Januari 2015. Sedangkan Fan Jinhui disebut sebagai seorang konsultan.(dtc)