Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Animo petani untuk menanam cabai terus merosot. Padahal, harga cabai di tingkat petani mulai naik dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 17.000 per kg.
"Sudah tiga bulan cabai kami biarkan busuk dan mengering. Sengaja tidak dipanen karena harga jual murah, hanya Rp 7.000 per kg. Untuk upah panen saja tidak mencukupi. Nah, saat ini harga beranjak naik hingga Rp 17.000 per kg. Tetapi cabai sudah tidak lagi menjanjikan, kering di pohon," kata petani cabai, Ariadi, di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Rabu (3/4/2019).
Disebutkan Ariadi, untuk musim tanam cabai Juni mendatang, mereka tidak lagi menanam cabai akibat keterpurukan yang menerpa mereka.
"Istirahat dululah, modal dan utang sewaktu tanam cabai tahun lalu hingga kini belum terbayar. Akibat merosotnya harga jual. Bedengan bekas tanaman cabai sudah kami tanami batang pohon ubi kayu. Karena perawatan tanaman ubi tidak merebotkan dan tidak menelan biaya tinggi," ceritanya.
Petani cabai lainnya, Sumadi, di Dusun Kelantan, Desa Pasar Rawa, Gebang, mengkui, ada kenaikan harga jual. "Memang pada panen Nopember 2018 - Januari 2019 lalu saya tersungkur akibat tanaman cabai mati gadis dan harga jual yang terus anjlok. Namun saya coba tanam lagi 3 rantai, meski pertumbuhan kurang subur, tetapi kemarin harga jual mual naik, Rp 17.000 per kg," pungkasnya.