Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New York. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan Indonesia akan selalu bersama Palestina. Retno menegaskan semua negara harus menentang perampasan wilayah Palestina.
"Perampasan atau aneksasi atas wilayah Palestina sedang berlangsung secara perlahan dan tidak manusiawi. Semua negara harus menentang hal ini," kata Retno pada UN Forum on Palestine, di Markas Besar PBB, New York, seperti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/4/2019).
Retno menambahkan selain penghancuran rumah dan pengusiran penduduk Palestina, Israel melakukan berbagai tekanan politik, ekonomi, dan sosial terhadap Palestina, termasuk menyita penerimaan pajak yang merupakan porsi besar dari pendapatan Palestina. Kekerasan otoritas dan para pendatang (settlers) Israel juga semakin meluas, termasuk penutupan pintu gerbang Masjid Al-Aqsa.
Retno menekankan kembali bahwa Palestina adalah prioritas Indonesia. Tahun ini, Indonesia telah meningkatkan bantuan untuk lembaga pengungsi PBB (UNRWA) serta meluncurkan program peningkatan kapasitas untuk rakyat Palestina. Indonesia juga akan menyelenggarakan pertemuan khusus tentang Palestina saat Presidensi di DK PBB bulan Mei 2019.
Retno menyerukan agar komunitas internasional meneruskan bantuan kemanusiaan yang selama ini menopang kehidupan masyarakat Palestina. Dia juga berpesan agar negara-negara anggota PBB tidak memindahkan kedutaannya ke Yerusalem serta menghormati berbagai resolusi DK PBB terkait penyelesaian isu Palestina.
Selain itu, Retno menyerukan kembali harapan diterimanya Palestina sebagai anggota penuh PBB. "Saat ini, Palestina dan kekuatan penjajah tidak berada pada posisi yang sama. Merupakan tanggung jawab komunitas internasional untuk mengangkat posisi Palestina dan melindungi hak-hak rakyat Palestina," ujarnya.
Sementara, Permanent Observer Palestina untuk PBB, Riyad Mansour menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dia mengatakan Indonesia merupakan sahabat Palestina.
"Indonesia adalah sahabat baik Palestina.. terima kasih atas segala upaya yang telah dilakukan Indonesia guna memajukan isu Palestina di forum PBB," kata Riyad dalam pidatonya.
Penyelenggaraan UN Forum on Palestine menarik perhatian berbagai kalangan dan dihadiri oleh perwakilan dari negara anggota PBB, LSM internasional, organisasi internasional dan akademisi. Panelis berasal dari mantan pejabat tinggi di Palestina, aktivis dan pengacara HAM, serta Special Rapporteur PBB.
UN Forum on Palestine itu mengangkat tema 'The Threat of de Facto Annexation'. Dalam konsep hukum internasional, okupasi atau penguasaan wilayah bersifat sementara. Namun yang dilakukan Israel saat ini mengarah kepada perampasan wilayah (aneksasi) yang dilarang dalam hukum internasional. Berbagai kebijakan Israel, terutama akhir-akhir ini dikhawatirkan semakin menjauhkan bangsa Palestina dari aspirasi kemerdekaan mereka.(dtc)