Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisniseaily.com-Jakarta. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menerangkan isi pertemuan Prabowo Subianto dengan Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya. Prabowo, menurut Said Iqbal, meminta Ratna Sarumpaet menjalani visum.
"Pak Prabowo menanggapi tiga hal yang saya ingat satu sebaiknya lapor polisi dan lakukan visum karena ini adalah penganiayaan sekali lagi kita tidak tahu bahwa itu adalah sebuah kebohongan," kata Said Iqbal saat bersaksi dalam sidang lanjutan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019).
Prabowo dalam pertemuan, menurut Said Iqbal, juga berpesan tak boleh ada kekerasan dalam demokrasi. Ketiga, bila laporan ke polisi tak ditindaklanjuti, menurut Said Iqba, Prabowo akan berbicara dengan Kapolri.
"Kedua, Pak Prabowo cerita tidak boleh ada kekerasan di dalam demokrasi. Tidak ada violence victims tidak boleh. Demokrasi harus damai dan adil. Ketiga, kalauemang ada sesuatu yang dirasakan oleh Kak Ratna, ada hal-hal tidak ada tanggapan dari polisi, Pak Prabowo bersedia ketemu Pak Kapolri menyampaikan. Tiga hal itu yang saya ingat," kata Said Iqbal.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam pertemuan di lapangan Polo, Bogor, milik Prabowo Subianto pada 2 Oktober 2018. Menurut Said Iqbal, saat itu pertemuan dihadiri tokoh-tokoh, seperti Amien Rais, Fadli Zon, dan Nanik S Deyang.
Sedangkan Ratna Sarumpaet dalam pertemuan, menurut Said Iqbal, tidak berkomentar banyak terkait perintah Prabowo itu. Ratna menjelaskan sudah tak percaya apabila melaporkan kasusnya ke polisi karena dia juga terlibat kasus seperti makar serta kasus yang melibatkan tokoh Neno Warisman.
"Kak Ratna berusaha sampaikan ada pertimbangan subjektif apakah kalau dilaporkan akan ada kejelasan karena yang sebelumnya dilaporkan tidak ada kejelasan," ujar Said Iqbal.
"Kan ada kasus Neno Warisman. Lalu ada kasus Kak Ratna dituduh makar. Pak Prabowo sampaikan nggak boleh ada kekerasan," imbuhnya.
Ratna Sarumpaet didakwa membuat keonaran lewat hoaxpenganiayaan. Ratna menyebarkanhoax kepada sejumlah orang lewat pesan WhatsApp, termasuk mengirimkan gambar wajah lebam dan bengkak yang diklaim akibat penganiayaan.
Padahal kondisi bengkak pada wajah Ratna merupakan efek operasi plastik di RS Bina Estetika, Menteng. Jaksa mengungkap Ratna memfoto dirinya saat menjalani perawatan medis, lalu menyebarkan foto ditambah keterangan soal terjadinya penganiayaan.(dtc)