Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Video yang menunjukkan perbedaan data entri rekapitulasi KPU dengan scan C1 pleno beredar di media sosial. KPU mengaku sudah menerima aduan dari masyarakat terkait kesalahan input data ini.
"Terkait dengan beredarnya informasi salah input di situng KPU, memang informasi itu sudah masuk di kita. Masuk di 5 daerah, 1 TPS masing-masing di Maluku, NTB, Jawa Tengah, Riau dan Jakarta Timur, itu tentu sangat kami apresiasi, informasi-informasi seperti itu, dan itu memang yang kita tunggu dari publikasi situng kita," ujar komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi di KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).
Pramono mengatakan KPU Pusat masih menunggu keterangan dari masyarakat dan pengawas. Dia memastikan perbaikan akan dilakukan jika memang benar terjadi kesalahan input.
"Memang kita menunggu informasi masukan dari masyarakat, sehingga betul-betul fungsi publikasi dari situng itu maksimal. Kita sangat terbuka untuk menerima masukan, sehingga nanti bisa kita perbaiki atau kita koreksi, tetapi yang perlu kita tegas kan bahwa situng itu betul-betul hanya untuk publikasi, sama sekali tidak kaitannya dengan penetapan hasil akhir penetapan pemilu," tegasnya.
"Langsung diganti di tampilannya, jadi nanti kalau ada yang keliru, itu langsung di kita informasikan di daerah setempat kemudian di daerah setempat yang akan melakukan seleksi," imbuhnya.
Selain itu, Pramono juga menuturkan KPU siap adu data dengan siapapun pihak yang merasa dirugikan. Dia menegaskan proses pemasukan data di KPU itu berlangsung secara terbuka.
"Ya nanti kan pas rekapitulasi di kecamatan dibuka saja. Data KPU ini, punya saksi parpol pegang semua kan, dari paslon 01 dan 02 itu buka aja. Kalau punya KPU yang beda, bisa jadi KPU yang salah, tapi kalau punya KPU yang benar, punya lain bener, kemudian ada satu yang salah, bisa jadi yang satu itu yang salah. Kan tinggal diadu data aja, karena itu sangat terbuka sekali prosesnya," tegasnya.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan sejumlah video yang memperlihatkan perbedaan data entri situs KPU dengan data pleno C1 di sejumlah TPS. Kesalahan input yang viral salah satunya ada di Bidara Cina, Jakarta Timur.(dtc)