Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Kalangan petani tambak udang vanami berharap harga udang segera naik dan bisa normal seperti tahun 2015 dan 2016, sehingga bisa membangkitkan perekonomiannya, dan tidak terpuruk.
"Kalau tiga tahun lalu atau tahun 2015 - 2016 harga udang vanami bisa diandalkan, size 100 ekor/Kg saja sudah Rp 65.000-an/Kg, kala itu harga pakan udang juga masih murah. Hal tersebut bisa memicu perekonomian petani tambak. Sehingga jika udang yang diternak kurang maksimal produksinya, kost/kerugian masih bisa tertutupi," sebut Paiman dan Suwari, petani tambak udang vanami di Desa Teluk Meku, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara, Minggu (21/4/2019).
Sedangkan saat ini, harga udang vanami di tingkat petani terus merosot hingga ke level Rp 42.000/kg untuk size 100 ekor, Rp 46.000 untuk udang size 90 ekor/kg.
"Harga Rp 42.000 ini mulai 5 April 2019 lalu setelah merosot dari harga Rp 47.000/kg, sedangkan harga pakan yang begitu mahal. Paling memilukan petambak, tingkat keberhasilan untuk panen sangat relatif, karena udang yang dipelihara rentan terserang penyakit dan menyebabkan kematian, sehingga terjadi panen dini", sebut kalangan petambak di Babalan.
Dijelaskan, kalangan petambak seperti di Kecamatan Babalan, Secanggng, Gebang, Besitang dan Kecamatan Pangkalan Susu, keberhasilan mereka sangat berkurang akibat harga udang yang murah. Bahkan, selain faktor penyakit, jumlah benur udang yang dipasok supliyer kepetani tambak tidak pas jumlahnya dalam setiap packing.
Artinya, jumlah udang dalam packing 3.000 ekor, ternyata hanya 2.700-an bahkan 2.500-an ekor. Ditopang lagi harga benur/bibit udang yang juga naik, yakni Rp 45/ekor, dari harga sebelumnya Rp 42/ekor.